Site icon Pahami

Berita Prediksi Pakar Asing Jika Prabowo Presiden sampai Thaksin Dibebaskan

Daftar isi


Jakarta, Pahami.id

Sejumlah pakar asing memberikan pendapatnya tentang masa depan demokrasi Indonesia jika calon presiden nomor urut 02 Prabu Subianto menjadi presiden Republik Indonesia.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra dibebaskan bersyarat pada Minggu (18/2).

Berikut rangkumannya di International Flash hari ini, Senin (19/2).


Pakar Council on Foreign Relations (CFR) Joshua Kurlatzick mengatakan, jika Prabowo Subianto menjadi presiden, demokrasi di Indonesia bisa hancur.

“Dia bisa menghancurkan demokrasi Indonesia dan memerintah seperti presiden otoriter populis Jawa,” tulis Kurlantzick dalam analisisnya.

Menurut Kurlantzick, pandangan tersebut mengingat bahwa Prabowo memiliki hubungan dekat dengan angkatan bersenjata dan pernah memiliki citra sebagai “pemimpin masa lalu dan dinasti Indonesia”.

Pakar juga menyebut Prabowo yang dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pada tahun 1998.

Mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra meninggalkan rumah sakit polisi pada Minggu pagi (18/2).

Hal ini menyusul pernyataan Menteri Kehakiman Tawee Sodsong pada Selasa (13/2) yang mengatakan mantan PM berusia 74 tahun itu akan dibebaskan dari penjara pada Minggu (18/2).

Kedatangan mantan pemilik Manchester City itu ke Thailand pada hari yang sama dengan kembalinya partai Pheu Thai ke pemerintahan dalam aliansi dengan partai pro-militer membuat banyak orang menyimpulkan bahwa kesepakatan rahasia telah dicapai untuk meringankan hukumannya.

Pemerintah telah menolak kesepakatan apa pun dan Perdana Menteri Srettha Thavisin, dari partai Pheu Thai, menegaskan “dia telah menjalani hukuman penjara,” meskipun tidak jelas apakah Thaksin pernah menghabiskan waktu di sel penjara.

Sejumlah pakar dari beberapa negara pun sudah meramalkan nasib demokrasi Indonesia jika Prabowo Subianto menjadi presiden.

Joshua Kurlantzick, peneliti senior studi Asia Tenggara di lembaga pemikir Council on Foreign Relations (CFR), yakin Prabowo bisa memimpin negara dengan cara otoriter jika ia menjadi presiden.

Sementara itu, profesor politik dan keamanan Asia Tenggara dari National War College di Washington, Zachary Abuza menilai situasi di Indonesia semakin buruk di bawah kepemimpinan Prabowo.

Analis senior Asia Tenggara dari perusahaan intelijen Verisk Maplecroft, Laura Schwartz, juga punya penilaian khusus terhadap Prabowo.

Ia khawatir kepemimpinan Prabowo akan fokus pada “tindakan yang tidak membebaskan atau tidak liberal.”

Perkembangan seperti ini akan merusak reputasi Indonesia dan kemampuannya menarik investasi asing, kata Laura.

(tim/dna)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version