Jakarta, Pahami.id –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi penolakan penduduk Buang bahan bakar yang diperoleh (RDF) Tanam di RotoanJakarta Utara.
Pramono mengatakan, ada dua persoalan terkait RDF Rorotan. Pertama, masalah transportasi dan sampah yang belum diolah sehingga menimbulkan bau.
Jadi permasalahan RDF Rorotan sebenarnya bukan pada RDF, karena sebenarnya kita sudah menugaskan sampai 1000-1.200. Jujur saya akui, masalahnya ada pada transportasi dan sampah, kata Pramono di Jakarta Pusat, Senin (3/10).
Pramono mengatakan, sampah yang dikirim ke Rorotan sebaiknya hanya disimpan maksimal dua hingga lima hari.
Dalam praktik pengangkutan sampah, kata dia, air lindi tumpah ke jalan dan menimbulkan bau.
“Kemarin mobil yang membawanya meleleh seluruhnya. Itu yang menyebabkan bau pertama menyebar ke mana-mana,” ujarnya.
Permasalahan kedua, kata Pramono, sebagian sampah yang belum diolah memiliki bau yang mencemari. Ia mengaku dalam waktu dekat akan mengunjungi fasilitas pengolahan sampah tersebut.
“Sampah yang tidak diolah sudah menimbulkan bau.
Meluncurkan Di antaraWarga beberapa klaster perumahan di sekitar pabrik RDF Rorotan akan menggelar aksi demonstrasi agar lokasi pengolahan sampah di kawasan itu ditutup.
Kami berharap RDF ditutup karena sudah tiga kali diuji namun hasilnya masih membekas di warga.
Menurutnya, tiga kali pengujian (Februari-Maret 2025, Juni-Juli 2025, dan Oktober-November 2025) di RDF Rorotan membuahkan hasil yang sama, yakni masih mencemari udara dan lingkungan yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar.
(yo/fra)
                    
                                         

