Jakarta, Pahami.id –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meluncurkan integrasi Banteng Field, Jakarta Tengah dengan gedung AA Maramis.
Pramono mengatakan pengaturan itu dimaksudkan untuk mengintegrasikan ruang hijau antara bidang Banteng dan area bangunan AA Maramis sebagai kerangka kerja untuk pembentukan wilayah warisan Jakarta. Dia berharap pengaturan itu akan menciptakan ruang publik baru di Jakarta.
“Deklarasi ini, bagi saya secara pribadi, jika ada lebih banyak ruang publik di Jakarta, itu akan membuat Jakarta lebih menarik, Menteri Nyonya,” kata Pramono di Banteng Field, Kamis (10/7).
Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana juga menghadiri acara tersebut.
Pramono menjelaskan bahwa semangat penduduk yang mengunjungi Banteng Field terlihat pada peringatan 498 tahun Jakarta pada 22 Juni.
Pada waktu itu, sekitar 15.000 orang menghadiri serangkaian acara yang diadakan di Banteng Field.
Dia juga mengatakan bahwa pengaturan integrasi adalah bentuk kerja sama antara Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan Kementerian Keuangan Indonesia, menggunakan pembiayaan non -APBD melalui kompensasi untuk peringkat lantai bangunan (KLB) oleh PT Bank Jtrust Indonesia.
Proses pengaturan ini akan dimulai pada Juli 2025 dan ditargetkan untuk selesai pada Maret 2026.
“Kami telah terbiasa membangun tanpa APBD, termasuk di tempat ini, kami berharap bahwa masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik baru ini dan mengelolanya bersama,” katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menjelaskan bahwa gedung AA Maramis sekarang dikelola oleh Institut Aset Negara (LMAN).
“Kami juga sering memperkenalkan, sebagai Kementerian Keuangan (memiliki) prinsip -prinsip tertinggi dan penggunaan aset nasional terbaik termasuk aset bangunan AA Maramis,” kata Sri.
Pendekatan desain yang akan digunakan di koridor antara ladang Banteng dan area bangunan AA Maram memungkinkan penciptaan zona integrasi yang tidak hanya menghubungkan dua titik sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali area tersebut sebagai ruang perkotaan yang aktif, berpendidikan, dan ramah untuk pejalan kaki.
Desain area akan memprioritaskan pejalan kaki sebagai pengguna utama ruang kota.
(Yoa/wiw)