Site icon Pahami

Berita PM Yordania Mundur Nyaris Sepekan Usai Pileg, Ada Apa?


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Yordania Bisher Al Khasawneh mengundurkan diri setelah pemilihan legislatif yang diadakan pada 10 September.

Khasawneh mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Abdullah II pada Minggu (15/9), katanya seperti dikutip Agensi Anadolu.


Pengunduran diri pemerintahan yang dipimpin Khasawneh terjadi setelah partai oposisi Front Aksi Islam (IAF) meraih banyak suara dalam pemilihan legislatif.

IAF berhasil mengamankan 31 dari total 138 kursi parlemen yang diperebutkan, katanya. Al Jazeera.


Khasawneh telah memimpin pemerintahan Yordania sejak Oktober 2020, ketika Covid-19 melanda sebagian besar negara itu.

Menurut konstitusi pemerintah, pemerintah biasanya mengundurkan diri setelah pemilihan legislatif. Perdana menteri kemudian akan ditunjuk oleh raja, bukan parlemen.

Raja Yordania memiliki sebagian besar kekuasaan di negara Timur Tengah. Dia bisa menunjuk pemerintah dan membubarkan parlemen.

Parlemen sementara bersifat bikameral. Warga Yordania secara langsung memilih perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat setiap empat tahun, namun raja menunjuk seluruh 65 anggota majelis tinggi, yaitu Senat.

Setelah menerima pengunduran diri PM, Raja Abdullah II menunjuk seorang teknokrat yang bekerja di istana kerajaan Jafar Hassan sebagai perdana menteri baru.

Biasanya PM yang ditunjuk akan langsung membentuk kabinet baru.

Namun Raja Abdullah II meminta kabinet lama tetap menjalankan tugasnya untuk sementara hingga terbentuk kabinet baru.

Pemilihan legislatif ini terjadi di saat banyak warga Yordania yang marah kepada pemerintah karena dianggap membantu agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, dan masalah ekonomi.

Yordania memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan bahkan melakukan intervensi ketika Iran melancarkan serangan balik terhadap Israel.

(isa/bac)



Exit mobile version