Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu akhirnya terbang ke New York, Amerika Serikat bersama istrinya pada Kamis (26/9) untuk menghadiri Sidang Umum PBB (PBB).
Netanyahu sendiri sebenarnya dijadwalkan terbang ke New York pada Rabu (25/9). Namun menurut informasi dari Kantor Perdana Menteri Israel (PMO), keberangkatannya tertunda karena Netanyahu harus mengadakan pertemuan darurat dengan badan keamanan Israel untuk membahas serangan balik terhadap Hizbullah di Lebanon.
“Perdana Menteri akan mengadakan konsultasi hari ini dengan badan keamanan untuk membahas kelanjutan serangan di Lebanon,” demikian bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel tak lama setelah Hizbullah menembakkan rudal mereka ke Tel Aviv pada Rabu (25/9), seperti dikutip. Zaman Israel.
Dikutip CNNNetanyahu kemudian melanjutkan perjalanannya ke New York Kamis dini hari. Pesawat Netanyahu, istri dan rombongan berangkat dari Tel Aviv sekitar pukul 03.00 WIB.
Pada sidang Majelis Umum PBB, Netanyahu dan kepala negara lain yang hadir akan menyampaikan pidato di depan seluruh negara anggota organisasi tersebut.
Usai menghadiri sidang umum PBB, pria kini berusia 74 tahun itu dijadwalkan merayakan Sabat Yahudi. Setelah itu, Netanyahu dijadwalkan kembali ke Israel pada Sabtu (28/9) malam waktu setempat.
Kunjungan Netanyahu ke New York terjadi ketika Israel kembali mendapat kecaman karena terus melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon. Serangan ini dilancarkan dengan dalih untuk menekan milisi Hizbullah yang sudah lama terlibat serangan gabungan dengan Israel.
Eskalasi perang antara Israel dan Hizbullah memang mengkhawatirkan, terutama setelah Tel Aviv mempertimbangkan untuk menyiapkan rencana menyerang Lebanon.
Sejak awal pekan ini, Israel dan Hizbullah tak segan-segan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap satu sama lain. Serangan udara Israel juga tidak lagi hanya menyasar wilayah yang dikuasai Hizbullah di Lebanon selatan, tetapi juga wilayah lain di negara tersebut.
Sejauh ini, lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon. Sementara itu, Hizbullah juga tidak tinggal diam dengan melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Israel.
Tentara Israel bahkan untuk pertama kalinya mengakui rudal balistik Hizbullah mampu menembus ibu kota Tel Aviv, meski berhasil dicegat.
Banyak pihak khawatir perang antara Israel dan Hizbullah akan menjadikan Lebanon seperti Jalur Gaza Palestina kedua yang sejak Oktober 2023 masih mendapat serangan dari Tel Aviv.
(gas/rds)