Berita PGI soal KUA Tempat Pernikahan Semua Agama: Sebaiknya Dipertimbangkan

Jakarta, Pahami.id —

Sekretaris Eksekutif Keadilan dan Perdamaian (KP) Federasi Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Henrik Lokra menanggapi rencana Menteri Agama Yaqut Cholil membuat Kantor Urusan Agama (KUA) dapat digunakan sebagai tempat pernikahan semua agama.

Henrik meminta rencana itu dipertimbangkan matang-matang. Sebab, kata dia, dalam agama Kristen, pernikahan merupakan urusan pribadi.

Gereja, kata dia, bertugas memberkati pernikahan seseorang.

Karena dalam agama Kristen, perkawinan adalah urusan pribadi dan tempatnya dalam catatan sipil. Gereja mempunyai kewajiban untuk merestui perkawinan yang merupakan ranah pribadi seseorang,” singkat Henrek. pesan ke CNNIndonesia.comSenin (26/2).

<!–

–>

Ia menilai sudah sepantasnya negara mengurusi administrasi kependudukan. Sebaliknya, gereja bertanggung jawab untuk memberkati pernikahan.

“Tugas Gereja adalah memberkati perkawinan yang sudah dicatatkan di pencatatan. Negara mengurus pencatatan dengan baik,” ujarnya.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya merencanakan Kantor Urusan Agama (KUA) selain menjadi tempat pencatatan nikah bagi umat Islam, juga akan menjadi tempat pencatatan nikah bagi non-Muslim.

“Kami sudah sepakat sejak awal untuk menjadikan KUA ini sebagai pusat pelayanan keagamaan semua agama. KUA bisa digunakan sebagai tempat pernikahan semua agama,” kata Yaqut.

Dengan dikembangkannya fungsi KUA sebagai tempat pencatatan perkawinan agama selain Islam, ia berharap data perkawinan dan perceraian dapat lebih terintegrasi.

“Sekarang kalau kita lihat saudara-saudara kita yang non-Muslim, mereka mencatatkan pernikahannya di kantor kependudukan. Padahal seharusnya itu menjadi tanggung jawab Kementerian Agama,” ujarnya.

(yo/wi)