Jakarta, Pahami.id –
Seorang anggota seorang prajurit yang ditembakkan di pangkalan militer Amerika Serikat Di Negara Bagian Georgia pada hari Rabu (6/8) waktu setempat untuk melukai lima temannya.
Insiden itu terjadi di Fort Stewart, pangkalan militer besar yang merupakan rumah bagi ribuan tentara dan keluarga mereka. Basis segera menagih loker (Penutupan dan pemblokiran) Ketika tim darurat bergerak cepat untuk menanggapi serangan itu.
“Tentara di lokasi dan menyaksikan penembakan itu, tanpa ragu, melumpuhkan pelaku dan menangkapnya, sehingga mengizinkan petugas penegak hukum untuk membawanya ke penahanan,” kata komandan Divisi Infanteri ke -3, Brigadir Jenderal John Lubas, dalam sebuah konferensi pers seperti yang disebutkan Afp.
Lubas mengatakan lima korban yang terluka dalam kondisi stabil dan diperkirakan akan pulih. Dia mengidentifikasi pelaku sebagai Sersan Quornelius Radford, tetapi motifnya tidak diketahui.
Menembak fasilitas militer di Amerika Serikat relatif jarang, meskipun beberapa dari mereka terkait dengan tuduhan serangan teroris.
Lubas mengatakan senjata yang digunakan bukan senjata militer, tetapi “pistol pribadi” yang dimiliki oleh pelaku.
Presiden AS Donald Trump menyebut insiden itu “kebencian” dan mengatakan kepada wartawan bahwa divisi investigasi kejahatan militer akan memastikan bahwa pelaku “diadili dengan hukuman maksimal oleh hukum.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengutuk penembakan itu sebagai “tindakan pengecut” dan menegaskan bahwa dalam unggahan pada X bahwa “keadilan cepat akan ditegakkan dengan pelaku dan siapa pun yang terbukti terlibat.”
Sejumlah tembakan telah terjadi di fasilitas militer AS dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, seorang pelaut AS menembak mati dua orang dan lainnya terluka di Pearl Harbor Sea Ship, Hawaii.
Pada tahun yang sama, seorang siswa Angkatan Darat Saudi menewaskan tiga orang di Pangkalan Udara Angkatan Laut Pensacola, Florida.
Pada Juli 2015, Mohammad Youssuf Abdulazeez menyerang dua fasilitas militer di Tennessee, menewaskan empat marinir dan pelaut. FBI menyimpulkan bahwa serangan itu terinspirasi oleh “kelompok -kelompok teroris asing.”
Dua tahun sebelumnya, Aaron Alexis menewaskan 12 orang dan melukai delapan orang lainnya di Yard Angkatan Laut Washington sebelum ditembak mati oleh polisi.
Empat tahun sebelumnya, seorang psikiater Angkatan Darat AS menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 30 orang di Fort Hood, Texas.
(RDS)