Site icon Pahami

Berita Perdana Sejak Agresi, Israel Izinkan Warga Gaza Kembali Lewat Rafah

Berita Perdana Sejak Agresi, Israel Izinkan Warga Gaza Kembali Lewat Rafah


Jakarta, Pahami.id

Israel Untuk pertama kalinya sejak gangguan kejam itu memungkinkan orang keluar Jalur Gaza Kembali ke kawasan melalui persimpangan Rafah.

Langkah ini diambil setelah Israel menjalin mekanisme dengan Mesir.


“Untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober 2023, warga Gaza yang meninggalkan jalur Gaza dari Mesir akan diizinkan kembali ke Jalur Gaza,” demikian laporan radio militer Israel yang mengutip Pemantau Timur Tengah, Jumat (10/10).

Namun laporan tersebut menyebutkan bahwa kepulangan warga Gaza baru akan dimulai setelah mekanisme, kriteria, ruang lingkup kerja, dan keseluruhan proses telah ditetapkan.

Stasiun radio tersebut mengklaim rencana tersebut mencakup pertimbangan kemanusiaan dalam fase pertama perjanjian gencatan senjata.

“Israel akan mengizinkan warga Gaza meninggalkan Jalur Gaza menuju Mesir melalui persimpangan Rafah,” kata mereka.

Israel akan menggunakan mekanisme yang sama seperti perjanjian pada Januari 2025 setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Zionis dan di bawah pengawasan dan inspeksi misi Uni Eropa.

Januari lalu, Israel mengizinkan pasien, korban luka, dan teman-teman mereka meninggalkan Jalur Gaza melalui koordinasi dengan PBB dan organisasi internasional. Yang lain dilarang bepergian karena alasan keamanan meskipun kesehatan mereka buruk.

Menurut stasiun radio militer Israel, perjanjian tersebut mengizinkan 600 truk bantuan setiap hari memasuki Jalur Gaza melalui PBB, yang diakui organisasi internasional dan sektor swasta.

Truk tersebut diharapkan dapat mengantarkan makanan, pasokan medis, perlindungan, bahan bakar, dan gas untuk memasak.

Perjanjian tersebut juga mengatur bahwa Konvoi Bantuan Kemanusiaan diperbolehkan berangkat dari selatan Gaza ke utara menggunakan dua jalur utama: Jalan Al-Din di timur dan Jalan al-Rashid di Barat.

Pembukaan persimpangan tersebut terjadi setelah Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata tahap pertama pada hari Rabu.

Fase ini mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penarikan sebagian militer Israel dari Gaza, dan kebenaran masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Israel melancarkan invasi brutal ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak itu, mereka mempunyai banyak penduduk dan objek publik.

Akibat invasi tersebut, lebih dari 67.000 orang di Palestina tewas, ratusan ribu rumah dan fasilitas umum rusak, serta jutaan orang harus menjadi pengungsi.

(Membaca)


Exit mobile version