Jakarta, Pahami.id —
Israel mengirim tank untuk menyerang Rafah di Gaza selatan pada Rabu (29/5) dan mengatakan bahwa perang Negara Zionis melawan Hamas di Gaza kemungkinan akan berlanjut hingga sisa tahun ini atau tujuh bulan.
Sikap Israel ini menyusul pernyataan Washington yang menyebut serangan Rafah bukanlah operasi darat berskala besar yang akan memicu perubahan kebijakan Amerika Serikat (AS).
Tank-tank Israel bergerak ke jantung kota Rafah untuk pertama kalinya pada Selasa (28/5), meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangannya terhadap kota tersebut, karena kota tersebut merupakan tempat perlindungan dan perlindungan bagi warga Palestina dari serangan Israel. Pengeboman Israel.
Warga Rafah mengatakan tank-tank tersebut telah bergerak ke Tel Al-Sultan di sebelah barat Rafah dan Yibna dan dekat Shaboura, sebelum mundur menuju zona penyangga di perbatasan dengan Mesir.
“Kami menerima panggilan darurat dari warga di Tel Al-Sultan di mana drone menargetkan warga pengungsi saat mereka berpindah dari daerah pemukiman mereka ke daerah aman,” kata wakil direktur ambulans dan layanan darurat di Rafah, Haitham al Hams, seperti diberitakan. ReutersRabu (29/5).
Israel mengatakan pasukannya menguasai tiga perempat zona penyangga di perbatasan Mesir dan bertujuan mengendalikan segalanya untuk mencegah penyelundupan senjata oleh Hamas. Menteri Kesehatan Palestina, Majed Abu Ramadan mengatakan, belum ada tanda-tanda perbatasan Rafah akan dibuka kembali untuk menerima bantuan dalam waktu dekat.
Pertempuran di Gaza akan berlanjut setidaknya hingga tahun 2024, tambah Penasihat Keamanan Nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Tzachi Hanegbi. Dia memberi isyarat bahwa Israel belum siap mengakhiri perang seperti yang diminta Hamas, sebagai bagian dari kesepakatan yang menjamin pertukaran sandera bagi tahanan Palestina.
“Pertempuran di Rafah bukanlah perang yang sia-sia,” kata Hanegbi, seraya menegaskan kembali bahwa tujuannya adalah untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza dan menghentikan serangan Hamas dan sekutunya terhadap Israel.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran Israel di Rafah pada hari Selasa, dengan mengatakan bahwa mereka tidak percaya operasi semacam itu sedang dilakukan.
Mediator Qatar diperkirakan akan menyampaikan proposal gencatan senjata dan pembebasan sandera terbaru Israel kepada Hamas pada hari Selasa, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Belum ada pernyataan langsung dari Hamas hingga Rabu (29/5). Sebelumnya, Hamas mengatakan bahwa perundingan tersebut akan sia-sia kecuali Israel mengakhiri serangannya terhadap Rafah.
(Wow)