Jakarta, Pahami.id –
Pomdam Jaya mengungkapkan peran dua anggota Kopassus yaitu Serka N dan Kopda F dalam kasus penculikan dan Pembunuhan M Ilham Pradipta (MIP) Kepala Cabang Bank di Jakarta Center.
Dari penyelidikan, keterlibatan kedua dimulai ketika tersangka JP yang merupakan bagian dari gugus otak penculikan pulang pada 17 Agustus.
“JP menawarkan pekerjaan kepada Serka n untuk membawa seseorang untuk menghadapi bosnya, DH,” kata Danpomdam Jaya, Polisi Kolonel (CPM) Donny Agus Priyanto pada konferensi pers di Polisi Metropolitan Jakarta pada Selasa (9/16).
Dapatkan penawaran, Serka N kemudian hubungi Kopda F untuk membantu bekerja. Kemudian, Serka N, Kopda F dan JP bertemu di sebuah kafe di Jakarta Timur untuk diskusi lebih lanjut, termasuk hadiah yang dijanjikan.
Kemudian, pada 19 Agustus sekitar pukul 09.30 WIB, Serka N menghubungi Kopda F untuk bertanya apakah dia bersedia menerima pekerjaan itu. Kopda N juga menerima tawaran itu dan segera mengumpulkan tim untuk memaksa korban.
“Selama pertemuan, Kopda F meminta operasi 5 juta RP dan pada saat itu disetujui oleh uang dan uang dari JP,” kata Donny.
Pada 20 Agustus, Serka N bertemu dengan JP di sebuah bank di Jakarta Timur dan diberi Rp95 juta untuk operasi penculikan. Uang itu kemudian diserahkan kepada Kopda F di sebuah kafe di Rawamangun.
“Setelah menerima uang itu, Kopda F menghubungi EW di kafe dan kemudian datang dengan empat lainnya (Di, Jr, RA, dan EW) menggunakan mobil Avanza putih,” kata Donny.
“Pada 13.45 JP memberikan informasi tentang Kopda F bahwa korban sedang dalam pembelian pasar Jakarta Timur,” katanya.
Cerita pendek, Kopda F bersama dengan tersangka lain dari cluster penculikan, EW DKK, juga berhasil menculik korban di tempat parkir Lotte Mart Marker Marker.
Setelah penculikan, dalam perjalanan Kopda F menelepon JP dan bertanya tentang tim yang akan membawa korban. Kopda F telah mengancam akan mengurangi korban jika belum pernah diundang.
Mereka kemudian setuju untuk bertemu di Flyover Kemayoran. Di sana, mereka memindahkan korban dari Avanza White ke Fortuner Hitam.
“Saat berada di dalam mobil Fortuner hitam, di dalam mobil ada serka n kemudian JP dan saudara laki -laki saudara laki -laki,” katanya.
Dalam perjalanan, para korban sudah dalam keadaan pemberontakan dan mencoba untuk bertarung. Dan pada waktu itu Serka N bergabung dengan korban, memegang dada korban sehingga korban tidak akan memberontak, “kata Donny.
Namun, informasi tentang tim yang akan membawa korban tidak pernah diterima. Akibatnya, korban kemudian dibawa ke Cikarang, Bekasi dan akhirnya dipindahkan di ladang.
“Tetapi karena tim tidak datang dan korban terus bertarung, dan curiga bahwa korban berada dalam keadaan yang lemah, kemudian Serka n dengan mengendarai mobil fortuner hitam berhenti di ladang, dan menurunkan korban dengan memegang kepala,” kata Donny.
Saat JP mengangkat kaki dan korban dilepas sekitar dua meter dari mobil yang mereka kendarai. Dan setelah korban ditempatkan di daerah itu, Serka N, JP dan D meninggalkan korban/lapangan, “katanya.
Ilham, yang merupakan kepala kantor sub -bahasa (KCP) sebuah bank di Jakarta Center, adalah korban penculikan dan pembunuhan.
Mayat Ilham ditemukan di ladang distrik serangan baru, Distrik Bekasi, Kamis (8/21) di pagi hari. Sebelum kematian, korban diculik di tempat parkir pusat pembelian di Ciracas, Jakarta Timur pada hari Rabu (8/20).
Dalam hal ini, polisi menangkap 15 tersangka. Salah satunya adalah Dwi Hartono, yang dikenal sebagai Crazy Rich Jambi dan memiliki bisnis tutor online.
Selain 15 tersangka, dua tentara yang terlibat dalam kasus ini juga disebut tersangka. Keduanya adalah Sersan (Serka) N dan Coopral Two (Kopda) FH.
Menurut penyelidikan, motifnya diturunkan di balik penculikan dan pembunuhan karena ia ingin mentransfer uang dari akun yang tidak aktif ke akun perlindungan. Akun tidak aktif adalah akun yang tidak digunakan setidaknya selama tiga bulan.
“Motif pelaku untuk melakukan tindakan mereka, pelaku atau tersangka, berencana untuk mentransfer uang dari akun yang tidak aktif ke akun perlindungan yang diberikan,” kata direktur investigasi kejahatan kepolisian Metro Jaya, Pahlawan Kombes Satya Triputra pada konferensi pers.
(Dal/dis/dal)