Site icon Pahami

Berita Penyintas Tragedi Hiroshima Nihon Hidankyo Dapat Nobel Perdamaian 2024


Jakarta, Pahami.id

Organisasi akar rumput Jepang Nihon Hidankyo yang terdiri dari korban bom atom dari Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II memenangkan Hadiah Hadiah Nobel Perdamaian 2024 pada Jumat (11/10).

Banyak orang yang selamat dari dua tragedi bom nuklir yang dikenal di Jepang sebagai “hibakusha” telah mengabdikan hidup mereka untuk perjuangan menciptakan dunia yang bebas senjata nuklir.


Komite Nobel Norwegia dalam penjelasannya menyatakan bahwa Nihon Hidankyo menerima Hadiah Perdamaian atas “usaha mereka untuk mencapai dunia yang bebas senjata nuklir dan menunjukkan melalui kesaksian mereka bahwa senjata nuklir tidak dapat digunakan lagi.”

“Hibakusha membantu kita memvisualisasikan hal-hal yang tidak terbayangkan, memikirkan hal-hal yang tidak terpikirkan, dan merasakan penderitaan yang tidak terbayangkan yang disebabkan oleh senjata nuklir,” kata komite tersebut seperti dikutip. Reuters.

Representative Director Nihon Hidankyo, Tomoyuki Mimaki mengaku tak percaya dengan penghargaan ini.

“Saya tidak percaya ini benar,” kata Mimaki dalam konferensi pers di Hiroshima, yang merupakan lokasi tragedi bom atom pada 6 Agustus 1945.

Mamaki pun berbicara pada konferensi pers sambil menahan air mata dan mencubit pipinya.

Mimaki, yang merupakan salah satu korban selamat, mengatakan bahwa penghargaan tersebut akan memberikan dorongan besar bagi upaya mereka untuk menunjukkan bahwa penghapusan senjata nuklir mutlak diperlukan.

Hadiah Nobel ini, kata Mamaki, juga memberi semangat kepada pemerintah yang masih berperang meski rakyatnya mengutamakan perdamaian.

“(Kemenangan ini) akan menjadi kekuatan besar untuk meyakinkan dunia bahwa penghapusan senjata nuklir dan perdamaian abadi dapat dicapai,” kata Mamaki.

“Senjata nuklir harus dihapuskan sepenuhnya,” tambahnya.

Di Jepang, banyak penyintas hibakusha yang memiliki bekas luka akibat luka bakar radiasi atau menderita penyakit terkait radiasi seperti leukemia.

Banyak dari mereka seringkali terpaksa dipisahkan dari masyarakat dan mengalami diskriminasi ketika mencari pekerjaan atau menikah pada tahun-tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Hingga bulan Maret, tercatat terdapat 106.825 orang yang selamat dari bom atom di Jepang dengan usia rata-rata 85,6 tahun.

Tanpa menyebutkan nama negara tertentu, Joergen Watne Frydnes, ketua Komite Nobel Norwegia, memperingatkan bahwa negara-negara nuklir sebaiknya tidak mempertimbangkan untuk menggunakan senjata kimia ini lagi.

“Di dunia yang penuh konflik, di mana senjata nuklir jelas merupakan bagian darinya, kami ingin menyoroti pentingnya memperkuat larangan nuklir, yang merupakan norma internasional, terhadap penggunaan senjata nuklir,” kata Frydnes kepada Reuters.

“Kami merasa sangat khawatir bahwa larangan nuklir… semakin terancam oleh ancaman, namun juga oleh modernisasi dan peningkatan persenjataan oleh negara-negara kekuatan nuklir di dunia.”

Frydnes mengatakan dunia harus mendengarkan “kisah hibakusha yang menyakitkan dan dramatis.”

“Senjata-senjata ini tidak lagi dapat digunakan di mana pun di dunia… Perang nuklir dapat berarti akhir dari umat manusia, akhir dari peradaban kita,” katanya dalam sebuah wawancara.

(rds)



Exit mobile version