Site icon Pahami

Berita Penyebab Kerusuhan-Penjarahan Berujung Darurat Nasional Papua Nugini


Jakarta, Pahami.id

Papua Nugini mengumumkan darurat nasional selama 14 hari mulai Kamis (11/1), setelah demonstrasi dan penjarahan menyebabkan 16 orang tewas di ibu kota, Port Moresby.

Demonstrasi tersebut disebut-sebut disebabkan oleh tidak adanya gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekitar 300 Kina atau setara Rp 1,2 juta dari yang seharusnya.

Akibat kesalahan pembayaran gaji ini, ratusan polisi, pegawai lembaga pemasyarakatan, dan pegawai negeri sipil melakukan mogok kerja dan berdemonstrasi di depan gedung parlemen.


Pemimpin oposisi Papua Nugini, Joseph Lelang, tidak sependapat dengan demonstrasi yang berujung pada penetapan keadaan darurat di Port Moresby.

Lelang membela pegawai negeri yang melakukan protes dan mengatakan bahwa mereka berhak berdemonstrasi terkait pemotongan gaji.

Joseph Lelang juga mengatakan, aksi protes ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat, menyusul tingginya biaya hidup dan tingginya angka pengangguran di ibu kota.

Mantan anggota parlemen Chiave untuk Dataran Tinggi Timur, James Nomane, juga meminta Perdana Menteri Papua Nugini James Marape untuk mundur.

“James Marape harus mengundurkan diri. Krisis ini merupakan kombinasi dari gelombang permusuhan yang sangat besar dari masyarakat kita dalam pelayanan publik, yang berasal dari kesalahan manajemen ekonomi,” kata Nomane.

“Perdana Menteri, Bendahara, Kapolri 100 persen bersalah. Situasi akan bertambah buruk kecuali kita menghentikan kebusukan ini,” ujarnya seperti dikutip CNN.

Sebelumnya PM Marape telah mengeluarkan permintaan maaf publik dan mengatakan kesalahan sistem telah mempengaruhi “semua pegawai negeri sipil yang ada dalam daftar gaji pemerintah”. Dia mengatakan kekurangan pembayaran akan dikompensasi pada gaji berikutnya.

Kemarin, Marape mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu untuk meredam kerusuhan di ibu kota.

“Hari ini (11/1) kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami,” kata Marape, dikutip AFP.

Berdasarkan keputusan tersebut, Marape telah memerintahkan lebih dari 1.000 personel militer untuk siap dan melakukan intervensi jika diperlukan. Katanya, tentara bisa turun tangan untuk menghadapi situasi apa pun yang muncul di masa depan.

Selain menyatakan keadaan darurat, Perdana Menteri Papua Nugini juga memecat beberapa pejabat yang terlibat dalam kesalahan pembayaran gaji PNS.

Dia telah memecat Kepala Polisi Papua Nugini, dan beberapa pejabat tinggi di Kementerian Keuangan dan Perbendaharaan.

(DNA/DNA)

[Gambas:Video CNN]


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version