Site icon Pahami

Berita Pensiunan Jenderal Israel Ungkap ‘Borok’ IDF, Krisis SDM Terburuk

Berita Pensiunan Jenderal Israel Ungkap ‘Borok’ IDF, Krisis SDM Terburuk


Jakarta, Pahami.id

Jenderal Pasukan Cadangan Israel dan Analis Militer, Itzhak Brik, menyatakan hal itu adalah militer Israel (IDF) menghadapi “krisis sumber daya manusia (SDM) terburuk dalam sejarahnya” di tengah kekurangan staf yang parah.

Peringatan tersebut disampaikan Itzhak Brik, Minggu (30/11) dalam tulisan opini di surat kabar harian. Maariv.

Brik mengatakan ribuan perwira dan bintara telah menghindari dinas dalam beberapa bulan terakhir, baik dengan menolak panggilan atau menolak memperbarui kontrak mereka.


Selama dua tahun perang Israel di Gaza, tentara Israel kehilangan 923 tentara dan mencatat 6.399 orang luka-luka. Sementara itu, sekitar 20.000 tentara menderita stres pasca-trauma (Gangguan stres pasca trauma/PTSD), menurut data militer yang dikutip oleh media Israel.

Di tengah sensor militer yang ketat, tentara Israel menghadapi tuduhan menyembunyikan kerugian yang lebih besar untuk menjaga moral.

Brik menulis bahwa banyak petugas meminta pembebasan segera dari tugas dan para anggota muda menolak menandatangani kontrak jangka panjang. Hal ini menyebabkan kekurangan personel profesional di seluruh angkatan bersenjata.

Seperti diberitakan Anatoliapenurunan tajam dalam jumlah personel kini melemahkan pemeliharaan peralatan dan pengoperasian sistem tempur. Analis militer memperingatkan bahwa situasi ini akan segera menyebabkan tentara “kehilangan kemampuannya untuk berfungsi sepenuhnya.”

Brik telah berulang kali menyalahkan Kepala Staf atas “keputusan buruk” dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pengurangan jumlah staf dan masa kerja yang lebih pendek, yaitu tiga tahun untuk laki-laki dan dua tahun untuk perempuan.

Dia mengatakan hal ini menciptakan kesenjangan besar yang tidak dapat diperbaiki dengan cepat. Kesenjangan ini, lanjutnya, mendorong para profesional berpengalaman dari angkatan bersenjata, sementara personel yang tidak siap dalam peran sensitif tidak mampu menangani tantangan medan perang saat ini.

Brik mengatakan Divisi Sumber Daya Manusia Angkatan Darat Israel telah beroperasi tanpa profesionalisme atau tanggung jawab selama bertahun-tahun dan mengabaikan isu-isu inti dalam mengelola sumber daya manusia dan menilai kebutuhan mereka.

Militer Israel menderita “kebutaan informasi” karena sistem yang ketinggalan jaman dan database yang terfragmentasi. Brik memperingatkan bahwa krisis sumber daya manusia dapat meningkat menjadi “kelumpuhan total” tentara Israel.

Sejak Oktober 2023, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 70.000 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai hampir 171.000 orang dalam perang brutal yang telah menghancurkan banyak wilayah.

(Wow)


Exit mobile version