Site icon Pahami

Berita Penjajah Bikin Garis Seenak Jidatnya, Sekarang Kita Repot

Berita Penjajah Bikin Garis Seenak Jidatnya, Sekarang Kita Repot


Jakarta, Pahami.id

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto Katakanlah tentang warisan penyusup yang membuat Indonesia kesempatan untuk “berkilau” dengan negara -negara tetangga, Malaysia.

Dalam sebuah pidato di sesi tahunan Majelis Konsultatif Rakyat Indonesia (MPR) pada hari Jumat (8/15), Prabowo mengatakan bahwa penjajah penjajah telah membuat Indonesia tidak nyaman.

Alasannya adalah bahwa penjajah adalah Belanda dan Inggris, datang dan membuat batas yang mereka inginkan sekarang menjadi masalah antara Indonesia dan Malaysia.


“Belanda datang bersama Inggris, dia membuat garis segera setelah dahinya, orang yang merepotkan, kami ingin menjadi gila dengan Malaysia. [Padahal] Kami berteman dengan Malaysia. Kami adalah keluarga, “kata Prabowo.

Prabowo juga mengatakan politik Devide et Impera Atau politik pertempuran domba selalu ada di mana -mana. Karena itu, ia menyarankan agar RI tidak dapat terus dipasangkan.

“Selalu, politik Devide et Impera Selalu ada. Janganlah kita naif, tidak dikuburkan oleh domba, “katanya.

Masalah perbatasan Indonesia dan Malaysia yang baru telah muncul. Pemerintah Malaysia yang baru baru -baru ini menyebut Ambalat sebagai Laut Sulawesi, sebuah istilah yang digunakan oleh negara -negara tetangga.

Ambalat adalah blok laut sekitar 15.235 kilometer persegi yang terletak di perairan Laut Sulawesi dan Selat Makassar, dekat perbatasan antara Sabah, Malaysia dan Kalimantan Utara, Indonesia.

Wilayah ini telah menjadi perselisihan setelah diatur dalam perjanjian Inggris-Belch yang menetapkan batas-batas tanah di Pulau Kalimantan, terutama di Pulau Sebatik.

Malaysia pada tahun 1979 mengeluarkan peta yang menunjukkan batas maritimnya di tenggara Pantai Timur, yang mencakup sebagian besar amalat. Peta itu ditentang oleh Indonesia karena RI mengklaim daerah Ambalat adalah perairannya.

Ambalat adalah area strategis karena mengandung cadangan minyak dan gas, terutama di blok ND6 dan ND7 yang telah diberikan Malaysia kepada perusahaan minyak dan gas asing, termasuk shell.

Pemerintah Indonesia secara konsisten menyebut Ambalat sebagai bagian yang sah dari Republik Indonesia. Sementara itu, Malaysia menggunakan istilah Laut Sulawesi untuk merujuk ke wilayah yang sama dan mengklaim bahwa ND6 dan ND7 adalah milik mereka.

Pada acara terpisah pekan lalu, Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan masalah Amalat dengan Malaysia diselesaikan melalui diplomasi.

“Itu benar -sebenarnya diselesaikan. [Lewat] Diplomasi, dilakukan dengan baik, “kata Sugiono pada 8 Agustus.

(BLQ/DNA)



Exit mobile version