Site icon Pahami

Berita Pengamat Apresiasi Investasi Tumbuh 15,9% Q1 2025, Dorong Manufaktur


Jakarta, Pahami.id

Kinerja investasi Indonesia pada kuartal pertama 2025 mencatat hasil positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menteri Investasi dan Hilir/Kepala Koordinator Investasi (BKPM), Rosan Roeslani, melaporkan bahwa kesadaran investasi mencapai Rp465,2 triliun, meningkat sebesar 15,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari angka ini, komposisi ini relatif seimbang antara investasi asing (PMA) yang dicatat pada Rp230 triliun dan investasi domestik (PMDN) yang mencapai RP234,8 triliun. Angka ini mencerminkan tingginya kepercayaan diri para investor global dan lokal prospek ekonomi Indonesia.

Ekonom Trimsang Securities, Fakhrul Fulvian, menghargai pencapaian itu, terutama karena itu terjadi ketika situasi ekonomi dunia adalah kelembaban.


“Kami menghargainya karena itu terjadi ketika ekonomi dunia turun,” katanya kepada cnnindonesia.com pada hari Jumat (2/5).

Pada dasarnya, investasi adalah bentuk komitmen panjang, sehingga pertumbuhan mencerminkan dunia stabilitas ekonomi dunia dan prospek ekonomi Indonesia.

Namun, Fakhrul menekankan pentingnya menilai arah investasi. Banyak investasi yang akan datang sekarang berorientasi pada ekspor, bukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Faktanya, dalam ketidakpastian global seperti itu saat ini, dengan fokus pada penguatan pasar domestik sangat penting. Dia juga menekankan pentingnya memperkuat pasar domestik di tengah ketidakpastian global, terutama dengan perang tarif antara Amerika Serikat dan Cina.

“Menurut saya, kebijakan hilirnya baik, tetapi implementasinya melihat situasi global saat ini tidak hanya untuk ekspor, tetapi juga berfokus pada pasar domestik. Jika hanya ekspor, ketika pasar asing dipengaruhi oleh kondisi saat ini, daya tahan mereka akan terguncang,” katanya.

Dia mengambil contoh Vietnam yang mengalami kesulitan dalam ekspor sebagai pembelajaran untuk Indonesia yang tidak terlalu bergantung pada pasar ekspor.

Selain itu, Fakhrul menambahkan bahwa, meskipun pencapaian investasi menunjukkan tren positif, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia, termasuk aspek hukum, perlindungan kekayaan intelektual, dan kejelasan peraturan.

“Mengenai aturan, investor masing -masing negara berbeda, tetapi tentu saja mereka tidak dapat mentolerir ambiguitas. Hindari lisensi ambiguitas, dari pusat ke wilayah,” katanya.

Pertumbuhan investasi 15,9% pada kuartal pertama 2025 adalah sinyal positif bagi ekonomi Indonesia. Angka ini mencerminkan tingginya kepercayaan investor global dan domestik dari prospek ekonomi Indonesia.

Dengan strategi yang tepat, pertumbuhan investasi ini diharapkan berkontribusi maksimal untuk penguatan ekonomi negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

(Rir)


Exit mobile version