Site icon Pahami

Berita Pengakuan Saksi, Santri Dilibatkan Ikut Cor Musala Ambruk Sidoarjo

Berita Pengakuan Saksi, Santri Dilibatkan Ikut Cor Musala Ambruk Sidoarjo


Jakarta, Pahami.id

Tragedi Musala itu runtuh di Al Khoziny Islam Boarding School, Buduran, Sidoarjo pada hari Senin (29/9) mengungkapkan fakta -fakta baru. Beberapa siswa tampaknya terlibat dalam proses membangun Musala termasuk menjadi pengemudi aktor.

Kejadian itu terjadi ketika siswa melakukan doa. Salah satu yang selamat, Muhammad Rijalul Qoib mengungkapkan bahwa Musala masih dalam proses melempar atap.

“Awalnya ada seseorang yang bocor di atas Penuh Bahan -bahan di bawah ini tidak kuat, “kata Rijalul.


Sulaiman (18), salah satu Santri, mengatakan bahwa siswa biasanya diminta untuk membantu dalam proses membangun papan asrama sebagai hukuman. Termasuk melempar musala 3 -story yang akhirnya runtuh pada hari Senin (29/3) malam itu.

Bahkan, pembangunan Musala melibatkan banyak pembangun. Santri biasanya membantu sebagai bentuk hukuman.

“Ini seperti hukuman, misalnya hukuman.

Seorang wali Santri Pandan, Pasuruan, Noer, mengatakan keponakannya bernama Saugik ditugaskan untuk melepas atap gedung Musala selama insiden itu. Sebagai akibat dari kejadian itu, Saugik menderita luka tangan kanan yang retak.

“Dia bagian dari Ngecor. Ya, ya [yang ngecor santri]”Kata Noer.

Masih dalam proses pengembangan

Rijalul mengatakan Musala masih dalam proses perkembangan. Bangunan ini dirancang untuk terdiri dari tiga lantai.

Meskipun masih dibangun, Musala ini tampaknya bekerja untuk kegiatan Santry, seperti doa dan doa doa.

Mendengarkan Kedengarannya seperti bahan jatuh lebih lama dan akhirnya akhirnya [material] Jatuh di atas, lantai yang lain juga jatuh, “katanya

Salah satu penjaga sekolah asrama Islam Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib mengkonfirmasi bahwa keruntuhan di sekolah asrama terjadi selama atap.

Dia curiga Musala runtuh karena bangunan pendukung tidak dapat menahan bahan casting. Proses pengembangan itu sendiri telah berlangsung selama sekitar 10 bulan.

“Sepertinya dukungan aktor tidak kuat, jadi itu seperti mendukung,” katanya.

Ketika ditanya tentang tradisi Santri yang diminta untuk terlibat dalam casting Musala, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan hal yang sama adalah hal yang sama di banyak sekolah asrama.

“Ya, saya tidak tahu sampai di sana [santri disuruh ngecor]. Tetapi jelas bahwa, banyak sekolah asrama juga digunakan menggunakan metode biasa dari sekolah asrama Islam, “kata Nasaruddin, meninjau adegan itu.

Tetapi di masa depan, Nasaruddin mengatakan dia akan memastikan bahwa pembangunan sekolah asrama Islam atau madrassas atau fasilitas pendidikan agama lainnya harus sejalan dengan standar yang ditetapkan.

“Tetapi Tuhan sudah siap, di masa depan kita akan menetapkan syarat bagaimana membangun sekolah asrama sesuai dengan standar dan sesuai dengan aturan. Kami sudah memiliki standar,” katanya.

(FRD/ELS)



Exit mobile version