Site icon Pahami

Berita Penculikan Aktor China Wang Xing di Thailand Jadi Alarm Bagi Pelancong

Jakarta, Pahami.id

Kasus penculikan aktris muda Cina Wang Xing di Thailand baru-baru ini menjadi perhatian publik.

Wisatawan khususnya asal Tiongkok kini semakin berhati-hati saat ingin berwisata ke Negeri Gajah Putih.


Melaporkan dari CNN, Operator tur Thailand mencatat tanda-tanda penurunan perjalanan wisatawan Tiongkok. Selama akhir pekan, pembatalan penerbangan dari Tiongkok ke Thailand melonjak 150 persen.

Bintang pop Hong Kong Eason Chan membatalkan konsernya di Bangkok karena alasan keamanan bagi para penggemarnya. Komedian Zhao Benshan juga membatalkan penampilannya di Bangkok pada bulan Februari karena “masalah keamanan.”

Menurut operator tur di Provinsi Guangdong selatan, penurunan tersebut terjadi setelah adanya berita penculikan Wang Xing.

Wang Xing, yang dikenal dengan nama panggung Xing Xing, baru-baru ini menjadi korban penculikan dan perdagangan manusia saat mengunjungi Thailand.

Ia terbang ke Bangkok pada Jumat (3/1) untuk mengikuti casting dan tiba di Bandara Suvarnabhumi sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

Setibanya di ibu kota Thailand, Wang dijemput oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota kru film. Ia kemudian dibawa ke perbatasan Mae Sot dan kehilangan kontak dengan pacarnya Jiajia sekitar pukul 12.00 siang.

Jiajia melaporkan hilangnya Wang Xing di Thailand melalui postingan di media sosial.

Keluarga Wang bergerak cepat meminta bantuan Kedutaan Besar Tiongkok di Thailand untuk menyelamatkan aktor tersebut. Pada Selasa (7/1), Wang akhirnya ditemukan di dekat perbatasan Myanmar, di kawasan yang dikenal sebagai pusat operasi penipuan, Myawaddy.

Berdasarkan pengakuan Wang, ia tergiur dengan janji casting oleh agensi hiburan besar Thailand, namun malah dibawa ke Myanmar. Selama penculikannya, dia menyadari bahwa dia adalah salah satu korban perdagangan manusia.

Di Myawaddy, Wang tidak bisa tidur dan terpaksa mengetik, diduga terkait dengan operasi penipuan online. Pihak berwenang Thailand mengatakan mereka akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.

Bersambung di halaman berikutnya…

Wang adalah satu dari ratusan ribu orang yang diperdagangkan di Myanmar. Korban perdagangan manusia biasanya tergiur dengan iming-iming gaji besar atau hal-hal lain yang dijanjikan sindikat.

Korban yang terjerumus kemudian diminta melakukan skema penipuan secara online. Mereka tidak diberi gaji besar seperti yang dijanjikan. Bahkan, korban kerap mendapat penyiksaan.

Kembalinya Wang juga memicu secercah harapan di kalangan keluarga korban yang belum bisa bertemu dengan orang yang mereka cintai.

Keluarga dari 174 warga negara Tiongkok yang hilang di Myanmar telah meluncurkan petisi bersama yang meminta pemerintah berbuat lebih banyak untuk memulangkan mereka.

“Kami tidak bermaksud memprovokasi konfrontasi apa pun. Kami hanya berharap benar-benar mendapatkan perhatian pemerintah dan mempercepat upaya untuk mengintensifkan dan mempercepat tindakan keras,” demikian bunyi petisi tersebut.

Jaringan Masyarakat Sipil untuk Bantuan kepada Korban Perdagangan Manusia, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berpusat di Thailand, memperkirakan terdapat sekitar 6.000 korban perdagangan manusia yang berasal dari 21 negara.

Sekitar 3.900 di antaranya adalah warga negara Tiongkok. Mereka diyakini ditahan di Myawaddy.

Selama hampir 10 tahun sebelum wabah ini terjadi, Tiongkok adalah sumber wisatawan asing terbesar di Thailand. Namun, jumlah wisatawan Tiongkok turun tajam pada tahun 2020 ketika wabah Covid-19 merebak.

Thailand baru memulihkan sekitar 60 persen wisatawan Tiongkok setelah dilanda epidemi. Negeri Gajah Putih kini menghadapi potensi penurunan wisatawan Tiongkok akibat kasus penculikan dan perdagangan manusia ini.



Exit mobile version