Site icon Pahami

Berita Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Disidang atas Kasus Suap Ibu Negara

Berita Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Disidang atas Kasus Suap Ibu Negara


Jakarta, Pahami.id

Pengadilan Korea Selatan Mengadakan persidangan pertama terhadap pemimpin gereja unifikasi Korea Selatan Han Hak Ja, yang dituduh menyuap ibu negara Kim Keon Hee dengan tas mewah dan perhiasan mahal.

Pada Senin (1/12), Han diadili atas tuduhan menyuap Kim dengan dua tas Chanel, kalung berlian, dan ginseng liar, sebagai imbalan atas bantuan bisnis dan politik.

Tampil di kursi roda, pria berusia 82 tahun itu membantah tudingan tersebut.


Kim Keon Hee sendiri mengaku menerima tas tersebut sebagai hadiah dari gereja, melalui seorang makelar. Namun dia mengaku tidak ada imbalan apa pun.

Han Hak Ja juga dituduh menyuap mantan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, dan membantu Yoon memenangkan pemilihan presiden tahun 2022, dengan memobilisasi anggota gereja sebagai imbalan atas dukungan Yoon terhadap proyek gereja.

Jaksa berpendapat bahwa Han menyalahgunakan sumbangan dari anggota gereja.

“Terdakwa Han Hak Ja adalah pemegang otoritas absolut gereja unifikasi, tidak ada satu sen pun pendanaan ilegal atau lobi politik yang dapat dilakukan tanpa persetujuannya,” kata salah satu jaksa di pengadilan.

“Melalui kolusi antara politik dan pemerintah yang dilarang oleh Konstitusi, donasi menjadi alat untuk membeli kekuasaan,” imbuh jaksa seperti dilansir Reuters.

Salah satu pengacara Han, Kwon Oh Seok, mengklaim bahwa seorang pejabat gereja bertindak sendiri demi “ambisi politik”, tanpa sepengetahuan Han.

Di pengadilan, saat dia duduk diam dan memejamkan mata selama persidangan, Han menegaskan dia tidak tertarik pada politik.

“Saya tidak tertarik dengan politik negara ini. Setiap politisi, tokoh agama, dan akademisi mengenal saya sebagai ibu perdamaian,” kata Han.

Han dibebaskan dari tahanan bulan lalu karena alasan medis, namun kini telah dipenjara lagi.

Kritikus di Korea Selatan menyebut Gereja sebagai sekte sesat dan berbahaya, serta mempertanyakan sumber daya keuangan dan cara Gereja menggambarkan para pengikutnya.

Kasus ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian investigasi jaksa khusus terhadap Yoon Suk Yeol dan Kim Keon Hee, menyusul perintah hukum militer Yoon yang dikeluarkan pada Desember 2024.

(DNA/BAC)


Exit mobile version