Jakarta, Pahami.id –
partai yang berkuasa Jepang Dan oposisi utama dikatakan akan membentuk koalisi yang dapat membuka jalan bagi Sanae Takaichi untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama di negara itu.
Sanae Takaichi menjadi pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang memenangkan pemilu pada awal Oktober 2025. Namun, jalannya untuk menjadi Perdana Menteri terhalang karena koalisi yang berkuasa runtuh.
Sejak itu, LDP berupaya membentuk aliansi berbeda dan mengembalikan peluang Takaichi untuk menduduki kursi nomor satu di pemerintahan Jepang.
Dilaporkan AFPmedia lokal berita Kyodo Takaichi mengatakan dia dan rekannya, Hirofumi Yoshimura dari oposisi Partai Inovasi Jepang (JIP), akan menandatangani perjanjian koalisi pada Senin (20/10).
Hal ini disebutkan oleh beberapa sumber yang merupakan pejabat senior yang enggan diungkapkan identitasnya dari kedua belah pihak.
Tidak hanya berita Kyodokoran Yomiuri Shimbun Juga dikatakan Takaichi dan Yoshimura “kemungkinan akan menandatangani perjanjian koalisi setelah pembicaraan pada hari Senin” juga mengutip sumber partai.
Laporan tersebut muncul setelah mitra junior LDP, Partai Komeito, meninggalkan koalisi yang berkuasa setelah 26 tahun menjerumuskan Jepang ke dalam krisis politik. Oposisi yang terfragmentasi melancarkan upaya untuk menggulingkan LDP, namun gagal.
AFP mengatakan aliansi LDP dan JIP bisa menghasilkan terpilihnya Takaichi sebagai perdana menteri pada Selasa (21/10). Tapi mereka masih dua kursi yang belum bisa diraih mayoritas.
Namun, jika pemungutan suara berlanjut ke putaran kedua, Takaichi hanya membutuhkan dukungan anggota parlemen yang lebih banyak dibandingkan kandidat lainnya.
Semua kekacauan politik di Jepang ini terjadi beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump dijadwalkan tiba di sana menjelang KTT tahunan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan.
(AFP/akhir)