Site icon Pahami

Berita Pelaku Penembakan Trump Thomas Crooks Pernah Dibully di Sekolah


Jakarta, Pahami.id

Penembak mantan Presiden Amerika Serikat Donald TrumpThomas Matthew Crooks, menjadi korban bullying saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Menurut teman SMA-nya, Jason Kohler (21), Crooks diintimidasi oleh siswa lain dan sering terlihat sendirian.


Kohler menggambarkan Crooks sebagai orang yang “tidak terpengaruh” saat dia berjalan menyusuri lorong sekolah.

“Dia bukan anggota geng, jadi menurut saya dia diintimidasi,” kata Kohler seperti dikutip CNNMinggu (14/7).

Crooks merupakan lulusan SMA Bethel Park tahun 2022. Informasi ini diperoleh berdasarkan pemberitaan media lokal dan video perpisahan sekolahnya.

Menurut teman SMA lainnya, Sarah D’Angelo, Crooks adalah siswa pendiam yang tampaknya tidak melakukan kekerasan atau memiliki kecenderungan politik.

D’Angelo pernah berbicara dengan Crooks saat kelas mereka sedang menunggu upacara wisuda dimulai. Itulah satu-satunya saat dia berinteraksi dengan Crooks.

Menurut teman SMA lainnya yang enggan disebutkan namanya, Crooks adalah siswa yang cerdas, mendapat penghargaan kelas, dan juga pemalu.

Dia mengatakan Crooks memiliki kelompok teman yang cukup konservatif, beberapa di antaranya terlihat memakai topi Trump.

“Ada pembicaraan tentang dia terlihat sedikit berbeda,” kata teman sekolah Crooks.

“Dia seperti orang aneh,” tambahnya.

Tahun-tahun sekolah Crooks dipengaruhi oleh epidemi Covid-19. Saat itu, siswa dialihkan untuk belajar dari rumah. Beberapa siswa tidak begitu mengingat Crooks dari tahun pertama atau kedua mereka di sekolah.

“Saya terkejut. Saya tidak percaya dia akan melakukan sesuatu yang begitu berani, mengingat dia adalah orang yang pendiam dan tertutup,” kata teman SMA Crooks.

Penjahat tinggal di Bethel Park, pinggiran kota Pittsburgh. Lokasi rumahnya hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan dari lokasi kampanye Trump.

Menurut agen khusus yang bertanggung jawab di kantor FBI di Pittsburgh, Kevin Rojek, Crooks tidak memiliki tanda-tanda masalah kesehatan mental. Penyidik ​​telah mendapatkan akses ke ponsel Crooks dan seluruh media sosial Crooks.

Dalam kejadian tersebut, menurut Rojek, Crooks menggunakan senjata jenis AR yang dibeli secara legal. Pistol itu milik ayahnya, Matthew Crooks.

Ketika dihubungi CNN pada Sabtu sore, ayah Crooks mengatakan dia berusaha mencari tahu “apa yang sebenarnya terjadi” dan akan “menunggu sampai saya berbicara dengan penegak hukum” sebelum membicarakan tentang putranya. Ia kembali tidak bisa dihubungi pada Minggu (14/7).

Menurut catatan perizinan negara, kedua orang tua Crooks bekerja sebagai pekerja sosial. Ayahnya terdaftar sebagai pemilih Libertarian dan ibunya terdaftar sebagai Demokrat.

Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum Federal, Crooks terdaftar sebagai donor Progressive Turnout Project, sebuah komite aksi politik yang berpihak pada Partai Demokrat. Dia menyumbangkan 15 USD ketika dia berusia 17 tahun.

Kemudian, tepat seminggu setelah Crooks berusia 18 tahun, dia mendaftar untuk memilih Partai Republik. Dia memilih satu kali pada pemilu 2022.

Sebuah video pendek yang diposting di Facebook oleh distrik sekolah Crooks pada tahun 2022 menunjukkan Crooks mengambil kursus coding komputer dan menjelaskan konsep coding kepada sesama siswa.

Penjahat juga terlihat duduk di depan kelas ekonomi dalam iklan TV untuk perusahaan investasi BlackRock yang diambil gambarnya di sekolahnya. Guru yang ditampilkan dalam kedua video tersebut menolak berkomentar.

Crooks bekerja sebagai ahli gizi di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park.

Rekannya mengatakan Crooks adalah “orang yang paling manis” dan tidak pernah menunjukkan kecenderungan politik apa pun.

Menurut rekan kerjanya, Crooks minggu ini membantunya menemukan cara untuk mempermudah membongkar pakaian pertanian bagi penghuni panti jompo.

“Awal pekan ini dia membantu saya mengelabui sekelompok wanita tua yang sakit agar memasukkan hasil pertanian ke dalam salad mereka,” kata seorang rekan kerja.

Crooks ditembak mati pihak berwenang setelah melepaskan beberapa tembakan ke arah Donald Trump pada Sabtu (13/7). Insiden itu terjadi saat Trump berkampanye di Butler, Pennsylvania.

Sejauh ini, penyidik ​​belum menemukan bukti apa pun terkait motif percobaan pembunuhan yang dilakukan Crooks.

(blq/baca)


Exit mobile version