Site icon Pahami

Berita Pedemo Bakar Penjara, Bebaskan Ratusan Tahanan


Jakarta, Pahami.id

Suasana batin Bangladesh menjadi tegang. Para pengunjuk rasa di Bangladesh menyerbu penjara distrik Bangladesh tengah, Narsingdi dan membebaskan ratusan tahanan, Jumat (19/7).

Seperti dilansir AFP, usai melepaskan para tahanan, massa pun ikut membakar penjara tersebut.

“Saya tidak tahu jumlah tahanannya, tapi bisa mencapai ratusan,” kata seorang polisi setempat yang enggan disebutkan namanya.


Demonstrasi menentang kuota pegawai negeri menewaskan 105 orang.

Polisi Dhaka mengambil tindakan darurat dengan melarang semua orang beraktivitas di luar rumah untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.

“Kami melarang semua aksi unjuk rasa, pawai, dan pertemuan publik di Dhaka hari ini,” kata Kapolres Habibur Rahman. AFP.

Namun, hal ini tidak menghentikan gelombang bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di kota berpenduduk 20 juta jiwa itu.

Pemerintah daerah juga berusaha memblokir akses internet untuk mencegah organisasi melakukan protes. Namun upaya ini juga gagal memadamkan massa.

“Protes kami akan terus berlanjut,” kata Sarwar Tushar, seorang pengunjuk rasa yang mengalami luka ringan ketika protes dibubarkan secara paksa oleh polisi.

“Kami ingin Sheikh Hasina segera mengundurkan diri. Pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan ini.”

Bentrokan itu terjadi setelah berminggu-minggu protes mahasiswa yang damai terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah.

Mahasiswa meminta agar skema berbasis prestasi diterapkan.

Pemerintah Bangladesh saat ini menerapkan sistem kuota yang memberikan hingga 30 persen pekerjaan di pemerintahan kepada keluarga veteran perang tahun 1971.

Menurut para kritikus, sistem ini diskriminatif karena hanya menguntungkan anak-anak pro-Perdana Menteri Sheikh Hasina dan merugikan anak-anak berprestasi.

Pada tahun 2018, pemerintahan Hasina menghentikan sistem kuota ini menyusul protes besar-besaran mahasiswa.

Namun bulan lalu, Pengadilan Tinggi Bangladesh membatalkan keputusan tersebut dan menerapkan kembali sistem kuota setelah keluarga para veteran tahun 1971 mengajukan petisi.

(bukan)



Exit mobile version