Site icon Pahami

Berita PDIP Jatim Bicara soal Peluang PAW Adi Sutarwijono Usai Dicopot


Surabaya, Pahami.id

Dpd PDIP Java East Bicara tentang masalah perubahan antar waktu (Mengais) melawan ketua Surabaya DPRD, Adi Sutarwijono. Masalah ini dilampirkan setelah ADI dilepaskan dari posisi PDIP Surabaya DPC.

Wakil Ketua Java PDIP East untuk menghormati partai, Budi Sulistyono alias Kanang menjelaskan bahwa PAW hanya dapat dilakukan dalam keadaan tertentu sesuai dengan aturan.

“Paw adalah berapa banyak kondisi, satu, mengundurkan diri, kedua, meninggal, ketiga, tidak lagi menjadi anggota partai,” kata Kanang ketika bertemu dengan kru media.


Dia menambahkan bahwa kemungkinan kaki terhadap Adi Sutarwijono sangat kecil, kecuali dia memutuskan untuk mengundurkan diri secara sukarela.

“Bisa jadi (PAW) jika Mas Adi berkata, ‘Wow, saya tahu saya hanya mengundurkan diri (dari Surabaya DPRD)’,” kata Kanang.

Namun, Kanang menekankan bahwa hingga saat ini Jawa Timur tidak memiliki rencana untuk mengarah pada proses kaki melawan ADI.

“Sekarang, kita tidak akan memimpin di sana (kaki), kecuali mereka yang dimaksud,” katanya.

DPP PDIP secara resmi mengeluarkan Adi Sutarwijono dari posisi Ketua Surabaya DPC PDIP. Penghapusan ADI diumumkan langsung oleh Wakil Ketua Java PDIP di PDIP di Pesta Kehormatan Budi Sulistyono alias Kanang di kantornya, Surabaya Industry Road pada hari Jumat (2/5).

Setidaknya ada dua administrator DPC Surabaya yang dibebaskan dari posisi mereka. Yang pertama adalah Adi Sutarwijono dari posisi ketua. Kemudian ACHMAD H EIDEAT dari posisi Wakil Sekretaris untuk program PDIP Surabaya.

Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Surabaya Baktiono dan Bendahara DPC PDIP Surabaya Taru Sasmita menerima pembatasan peringatan.

“Yah, ketua (Adi Sutarwijono) sekarang menerima sanksi berat dan berat, Baktiono, sekretaris, menerima pembatasan peringatan.

Kanang mengungkapkan bahwa sanksi didasarkan pada hasil perjuangan DPP PDI selama pemilihan, Pilkada, dan PileG 2024. Alasan pembatasannya adalah bahwa DPC dianggap kurang solid. Penurunan akuisisi kursi PileG 2024 dipanggil karena kurangnya komunikasi yang baik antara manajemen.

“Kerusakan dalam akuisisi kursi dari 15 hingga 11, juga merupakan penilaian. Komitmen terhadap rutinitas kinerja partai. Pada pertemuan dan lainnya ada beberapa yang tidak ideal, komunikasi yang buruk,” kata Kanang.

(FRD/PT)


Exit mobile version