Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB/UNRWA) mengingatkan embargo bahan bakar Semenanjung Gaza akan mencegah truk bantuan mengirimkan kebutuhan penting kepada masyarakat.
Direktur UNRWA, Thomas White, dalam postingannya di X (Twitter) mengatakan, keputusan Tel Aviv membatasi bahan bakar yang masuk ke Gaza sama dengan mengurangi kapasitas di Rafah, perbatasan antara Mesir dan Gaza, untuk menerima truk bantuan.
“Karena otoritas Israel membatasi bahan bakar yang masuk ke Gaza, berarti terjadi pengurangan kapasitas di Rafah Crossing untuk menerima truk bantuan,” kata White dalam postingannya, Sabtu (18/11).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
White menjelaskan bahwa pembatasan bahan bakar membuat pengelolaan komoditas untuk mengirimkan pasokan harian ke Rafah menjadi sangat rumit. Sebab, banyak fasilitas penting yang menjadi kritis setiap harinya, seperti rumah sakit atau perusahaan telekomunikasi.
Dalam situasi ini, truk bahan bakar yang ada harus bekerja dua kali lebih keras untuk memasok bahan bakar ke berbagai fasilitas utama, selain truk distribusi bantuan.
Pada tanggal 15 November, setelah lebih dari sebulan blokade Israel, sebuah truk minyak diizinkan memasuki Gaza untuk pertama kalinya.
Sumber di Mesir mengatakan bahan bakar tersebut dikirim ke UNRWA “untuk memfasilitasi pengiriman bantuan setelah truk-truk di pihak Palestina berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.”
Namun bahan bakar awal hanya 23.027 liter atau sekitar sembilan persen dari kebutuhan harian PBB.
Menurut White, bahan bakar yang diterima UNRWA tidak bisa digunakan untuk keperluan rumah sakit atau pasokan air.
Pasca protes, Israel akhirnya menambah izin dua truk minyak memasuki Gaza setiap harinya. Hal ini untuk memastikan bahwa sistem pengolahan air dan limbah beroperasi, sehingga menghindari situasi yang tidak diinginkan.
“Kami mengambil keputusan itu untuk mencegah penyebaran epidemi. Kami tidak memerlukan wabah yang akan merugikan warga sipil atau pejuang kami. Jika ada wabah, pertempuran akan berhenti,” penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Tzachi Hanegbi , seperti dikutip. Al Jazeera.
Hanegbi juga mengatakan keputusan ini diambil atas permintaan Amerika Serikat.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa Israel telah berkomitmen untuk mengizinkan 120.000 liter (31.700 galon) bahan bakar setiap 48 jam untuk truk UNRWA dan kebutuhan lainnya seperti desalinasi air, pemompaan limbah, serta untuk toko roti dan rumah sakit di Gaza selatan.
Tambahan 20.000 liter (5.300 galon) setiap dua hari akan diizinkan untuk memasok pembangkit listrik milik perusahaan telekomunikasi Paltel. Perusahaan sebelumnya memperingatkan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi pemadaman jaringan telepon seluler karena tidak adanya bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Namun, kelompok bantuan kemanusiaan menekankan bahwa jatah bahan bakar yang diberikan Israel ke Gaza masih jauh dari cukup.
(blq/tsa)
[Gambas:Video CNN]