Site icon Pahami

Berita PBB Wanti-wanti Konflik Suriah Belum Berakhir


Jakarta, Pahami.id

Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah memperingatkan bahwa konflik di negara ini belum berakhir, meski mantan presidennya Bashar al-Assad telah melarikan diri ke Rusia.

Geir Pedersen, utusan PBB untuk Suriah, menegaskan saat ini masih ada pertempuran. antara kelompok Turki dan Kurdi di Suriah utara. Ia juga meminta Dewan Keamanan PBB agar Israel menghentikan seluruh aktivitasnya di Dataran Tinggi Golan.


“Terjadi pertempuran signifikan dalam dua minggu terakhir, sebelum gencatan senjata ditengahi. Gencatan senjata lima hari kini telah berakhir dan saya sangat prihatin dengan laporan eskalasi militer,” kata Pedersen, mengutip AFP, Selasa (17/12). .

“Peningkatan sebesar itu bisa menjadi bencana,” tambahnya.

Pedersen juga mengatakan dia telah bertemu dengan pemimpin baru Suriah setelah kelompok pemberontak mengambil alih pemerintahan negara tersebut.

Ia juga mengunjungi penjara Sednaya, yang merupakan penjara bawah tanah dan ruang penyiksaan dan eksekusi yang dioperasikan di bawah rezim Assad.

Dia menyerukan “dukungan luas” untuk Suriah dan diakhirinya sanksi agar negara yang dilanda perang itu bisa bangkit kembali.

“Langkah-langkah nyata dalam transisi politik yang inklusif akan menjadi kunci untuk memastikan Suriah menerima dukungan ekonomi yang dibutuhkannya,” kata Pedersen.

Negara-negara Barat sedang bergulat dengan pendekatan mereka terhadap Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok pemberontak Suriah yang berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah.

Sebagian besar negara-negara Barat menetapkan HTS sebagai kelompok teroris, meskipun retorikanya kini berubah.

Di sisi lain, Pedersen mencatat Israel telah melakukan lebih dari 350 serangan di Suriah pasca lengsernya rezim sebelumnya, termasuk serangan besar di Tartous.

“Serangan-serangan seperti itu menempatkan penduduk sipil yang mengalami pelecehan pada risiko yang lebih besar dan mempengaruhi prospek transisi politik yang tertib,” katanya.

Dia memperingatkan terhadap rencana kabinet Israel untuk memperluas permukiman di Golan, yang diduduki Israel sejak tahun 1967 dan dianeksasi pada tahun 1981.

Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pengarahan keamanan pada pertemuan puncak strategis Suriah di dalam zona penyangga yang diawasi PBB di Dataran Tinggi Golan yang direbut oleh Israel bulan ini.

“Israel harus menghentikan semua aktivitas pemukiman di Golan Suriah yang diduduki, yang merupakan tindakan ilegal. Serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah harus dihentikan,” kata Pedersen.

(tim/dmi)



Exit mobile version