Jakarta, Pahami.id —
Program Pangan Dunia (WFP) PBB menghentikan sementara pengiriman bantuan pangan kepada Gaza utara, Palestina, Minggu (19/2).
Dalam keterangan resminya, WFP menyatakan bantuan baru akan dikirimkan jika situasi di wilayah tersebut aman untuk disalurkan. Baru-baru ini, Gaza bagian utara menjadi sasaran serangan militer Israel.
“[Ini] “Ini bukan keputusan yang mudah, karena kami tahu ini berarti situasi di sana akan bertambah buruk dan semakin banyak orang yang berisiko meninggal karena kelaparan,” demikian pernyataan WFP di situs resminya.
WFP, tambah rilis tersebut, sangat berkomitmen untuk segera menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan di Gaza.
Namun mereka berpandangan, keselamatan dan keamanan dalam menyalurkan bantuan juga penting dan harus dipastikan sampai ke tangan rakyat Palestina.
Oleh karena itu, menunda bantuan menjadi pilihan yang mereka ambil. Pengiriman bantuan baru akan dilakukan setelah penghentian sementara selama tiga minggu.
“WFP akan mencari cara untuk melanjutkan pengiriman dengan cara yang bertanggung jawab sesegera mungkin,” lanjut mereka.
Badan Pangan PBB menilai perluasan aliran bantuan secara besar-besaran ke Gaza utara sangat diperlukan untuk menghindari bencana.
Untuk mencapai bantuan massal, WFP membutuhkan lebih banyak makanan untuk masuk ke Jalur Gaza dari berbagai jalur. Mereka juga mendesak agar titik penyeberangan di bagian utara Gaza harus dibuka.
Selain itu, WFP menilai perlunya sistem pemberitahuan kemanusiaan yang berfungsi dan jaringan komunikasi yang stabil. Keselamatan staf, kata mereka, serta pekerja bantuan kemanusiaan lainnya juga harus difasilitasi.
“Gaza berada di ambang kehancuran dan WFP harus mampu membalikkan keadaan kelaparan yang dialami ribuan orang yang kelaparan,” lanjut rilis tersebut.
Langkah WFP ini dilakukan setelah mereka ingin mengirimkan 10 truk makanan selama tujuh hari berturut-turut ke Gaza.
Saat WFP memulai perjalanannya menuju Gaza, truk mereka dikepung oleh orang-orang kelaparan di dekat pos pemeriksaan Wadi Gaza.
Petugas kemudian berusaha menangkis berbagai upaya orang yang mencoba masuk ke dalam truk. Namun, kekacauan tidak dapat dihindari dan terjadilah tembakan.
Keesokan harinya, perjalanan bantuan kedua ke utara menemui kekacauan dan kekerasan karena ketertiban umum tidak terkendali.
Sejumlah orang merampok beberapa truk di Khan Younis dan Deir al Balah, dan seorang sopir truk juga dipukuli. Tepung sisa dari truk kemudian dibagikan secara spontan.
Terlepas dari situasi ini, laporan terbaru mengatakan bahwa Gaza telah mengalami penurunan drastis akibat kelaparan dan penyakit.
“Makanan dan air bersih menjadi sangat langka dan penyakit merajalela, mengganggu nutrisi dan kekebalan tubuh perempuan dan anak-anak, serta mengakibatkan lonjakan malnutrisi akut,” kata mereka.
UNICEF dan WFP, dalam laporannya, juga menyebut situasi di Gaza utara sangat ekstrem.
Dari hasil pemeriksaan gizi, 15,6 persen atau 1 dari 6 anak di bawah usia 2 tahun menderita gizi buruk akut.
Gaza berada dalam situasi ekstrem setelah tentara Israel melancarkan invasi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka menyerang habis-habisan penduduk dan fasilitas umum seperti rumah sakit dan kamp pengungsi.
Akibat serangan Israel, lebih dari 28.000 orang di Palestina tewas dan ratusan ribu rumah hancur.
(isa/dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);