Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Kanada menegaskan bahwa dia akan menangkap Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, jika keduanya menginjakkan kaki di negara tersebut.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan negaranya mematuhi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat tinggi Israel tersebut.
“Pertama-tama, seperti yang selalu dikatakan Kanada, sangat penting bagi semua orang untuk mematuhi hukum internasional. Ini adalah sesuatu yang kami desak sejak awal konflik,” kata Trudeau kepada wartawan di Toronto, seperti dikutip Agensi AnadoluKamis (21/11).
Trudeau mengatakan Kanada adalah anggota pendiri Pengadilan Kriminal Internasional. Oleh karena itu, segala perintah dan keputusan ICC akan dipatuhi oleh Ottawa.
“Kami membela hukum internasional dan kami akan mematuhi semua peraturan dan keputusan pengadilan internasional,” kata Trudeau.
ICC pada Kamis (21/11) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di Palestina.
ICC menyatakan menemukan alasan kuat bahwa Netanyahu dan Gallant memikul tanggung jawab pidana atas kejahatan perang di Jalur Gaza, Palestina.
“[Pengadilan] mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua orang, Tn. Benyamin Netanyahu dan Mr. Yoav Gallant, atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan setidaknya sejak 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024, hari dimana penuntut meminta surat perintah penangkapan,” kata ICC dalam sebuah pernyataan.
ICC menyebut para pejabat tinggi tersebut melakukan kejahatan perang dengan menggunakan kelaparan sebagai metode perang dan melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya terhadap rakyat Palestina.
Trudeau dalam kesempatan itu juga menegaskan bahwa gencatan senjata sangat diperlukan saat ini.
Invasi Israel ke Gaza sejauh ini telah menewaskan hampir 44 ribu orang, dengan mayoritas korbannya adalah anak-anak dan perempuan.
Invasi yang terjadi sejak Oktober 2023 memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, di mana warga Palestina kesulitan memperoleh pangan, air bersih, dan obat-obatan.
“Kita perlu melihat bantuan kemanusiaan menjangkau orang-orang yang kelaparan dan menderita penyakit,” kata Trudeau.
Komunitas internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa warga Palestina di Gaza kini berada di ambang bencana.
Trudeau juga mendesak kedua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut “untuk kembali ke jalur solusi dua negara, dengan Israel yang damai hidup berdampingan dengan negara Palestina yang damai.”
(blq/dna)