Site icon Pahami

Berita Partai Republik Ramai-ramai Kecam Trump soal Ancam Tinggalkan NATO


Jakarta, Pahami.id

Partai Republik mengecam Donald Trump terkait ancaman Amerika Serikat (AS) akan keluar dari NATO. Beberapa rekannya di partai menilai Trump tidak pantas terpilih kembali sebagai presiden.

Kandidat presiden AS dari Partai Republik mengatakan dia tidak ingin melindungi anggota NATO dari serangan Rusia di masa depan, jika kontribusi negara-negara tersebut terhadap belanja pertahanan aliansi tidak mencukupi.

“Inilah sebabnya saya sudah lama mengatakan bahwa dia tidak cocok menjadi presiden Amerika Serikat,” kata mantan calon presiden dari Partai Republik Chris Christie dalam wawancara dengan program Meet the Press NBC, seperti dikutip Reuters, Selasa ( 13/2).


Mantan Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley, yang merupakan satu-satunya penantang Trump untuk nominasi presiden Partai Republik tahun 2024, mengatakan hal terakhir yang ingin dia lakukan adalah memihak Rusia.

“Jangan memihak seseorang yang telah pergi dan menginvasi suatu negara dan setengah juta orang terbunuh atau terluka karena perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin melawan Ukraina,” ujarnya.

Senator Partai Republik Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara singkat bahwa dia tidak setuju dengan cara Trump mengungkapkan pendapatnya.

Rekan partai lainnya, senator Partai Republik Rand Paul, menganggap pernyataan Trump adalah hal yang bodoh untuk dikatakan.

Pada rapat umum politik pada Sabtu (10/2) di Carolina Selatan, Trump mengeluhkan apa yang disebutnya tunggakan iuran beberapa negara NATO. Anggota lain tidak membayar biaya AS.

“Tidak, saya tidak akan melindungi Anda. Sebenarnya saya akan mendorong mereka (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus menanggung akibatnya,” kata Trump kepada pemimpin yang tidak disebutkan namanya itu.

Pernyataan tersebut memicu kritik dari Gedung Putih, yang menyebut pernyataan Trump “mengerikan dan tidak dapat diterima.”

Sebagian besar dari 31 anggota NATO gagal memenuhi target belanja pertahanan minimal 2 persen dari produk domestik bruto. Perkiraan NATO menunjukkan hanya 11 anggota yang belanjanya sesuai target.

Kegagalan mengalokasikan pengeluaran ini telah lama menjadi sumber ketegangan dengan Amerika Serikat, yang angkatan bersenjatanya merupakan kekuatan militer inti aliansi tersebut bersama anggota lainnya.

(pta)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version