Jakarta, Pahami.id –
Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab SaudiMuhammad bin Salman (MBS), dilaporkan akan mengunjungi Amerika Serikat pada bulan November ini di tengah rumor bahwa Saudi akan bergabung dengan Abraham Accords.
Gedung Putih pada Senin (3/11) mengonfirmasi Putra Mahkota akan berada di Washington DC pada 18 November. MBS disebut sudah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
Rencana kunjungan MBS terjadi di tengah upaya Trump untuk mendorong Saudi agar bergabung dengan Abraham Accords. Perjanjian Abraham adalah perjanjian yang diprakarsai Trump pada masa jabatan pertamanya bahwa negara-negara Arab-Muslim akan berdamai dengan Israel.
Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, Maroko pada tahun 2020 menandatangani perjanjian ini.
Sebelum invasi Israel ke Jalur Gaza dimulai, Arab Saudi dikabarkan tinggal beberapa langkah lagi untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan negara Zionis tersebut. Namun, Saudi mengakhiri prospek ini setelah invasi brutal Israel ke Gaza.
Saudi menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel hanya dapat dilakukan jika solusi dua negara terwujud.
Pada Minggu (2/11), kata Trump CBS 60 menit Bahwa dia yakin Arab Saudi pada akhirnya akan bergabung dengan Perjanjian Ibrahim.
Dikatakan pula bahwa pertemuan antara Trump dan MBS akan membahas perjanjian pertahanan kedua negara. Financial Times melaporkan dua minggu lalu bahwa ada harapan kedua negara akan menandatangani perjanjian tersebut selama kunjungan MBS.
Saudi telah lama berusaha mendapatkan jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan mendapatkan pasokan senjata canggih dari Washington.
Arab Saudi adalah salah satu pelanggan senjata terbesar Amerika Serikat. Kedua negara telah memiliki hubungan dekat selama beberapa dekade karena kesepakatan minyak dan senjata.
Saat kunjungan Trump ke Riyadh pada Mei lalu, Amerika Serikat sepakat menjual paket senjata ke Saudi senilai hampir US$ 142 miliar (sekitar Rp 2,375 triliun).
(BLQ/BACA)

