Kupang, Pahami.id –
Komandan Udayana Kodam (Pangdam), Mayor Jenderal Piek Budyto Senin (10/8) Kunjungi rumah dan temui orang tua almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Prada Lucky adalah korban kematian orang tua di layanannya.
Mayor Jenderal Piek tiba di rumah Prada Lucky di Kuanino, Kupang, Nusa Timur, Nusa, sekitar 14,20 Wita. Kedua jenderal itu terlihat oleh komandan polisi militer IX Udayana (dan IX).
Berdasarkan pemantauan Cnnindonesia.com Saat Maj. Jenderal Piek memasuki rumah dan disambut oleh orang tua Prada Lucky, Christian dan Sepiana Paulina Mirpey.
Ketika dia tiba, Mayor Jenderal Piek segera memeluk Kristen Serma dan memberikan kesedihan. Setelah itu, Sepiana berjabat tangan dengan Mayor Jenderal Piek.
“Saya meminta seorang komandan militer, putra saya telah meninggal, saya meminta keadilan untuk ditegakkan,” kata Sepiana dengan berlutut dan menangis di depan seorang komandan militer.
Tiba -tiba, Mayor Jenderal Piek juga berlutut dan memeluk Sepiana yang meminta keadilan.
“Saya akan menyelidiki semuanya sampai akhir, tidak ada yang akan dilindungi, kami akan memproses sesuai dengan aturan,” Piek berjanji ketika ia memeluk Sepiana.
Dalam sebuah pertemuan dengan orang tuanya, ia juga dilihat oleh saudara perempuan Prada Lucky, Lusi Namo dan dua saudara kandungnya, Gio (7) dan Hendra (11).
Di pertemuan Mayor. Jenderal Piek menegaskan bahwa ia akan menyelidiki kasus -kasus kekerasan yang menyebabkan kematian Prada Lucky.
“Mempercepat saya, saya mengambil alih seluruh proses, saya telah mengarahkan semua staf (staf) yang terlibat (penganiayaan),” kata Maj. Jenderal Piek.
Dia juga mengklaim bahwa pelaku sedang menjalani pemeriksaan dan bahwa semuanya akan transparan.
Mayor Jenderal Piek juga mengatakan bahwa dia menyesal dan peduli dengan peristiwa yang memilukan.
Sementara itu, Sepiana Paulina Mirpey pada pertemuan itu meminta Hakim untuk ditegakkan dan mengungkapkan semua acara dan proses pelaku.
“Aku bertanya padamu, anakku sudah pergi, tolong bantu kami dengan keluarga kami, aku sangat tersesat sehingga tidak ada lagi acara seperti ini,” Sepiana menjelaskan.
Christian Serma sebagai ayah kandung korban, meminta semua hak anak -anaknya untuk diberikan.
“Dia (Prada Lucky) menghilang, dan dia meninggal karena dianiaya, saya menjadikannya seorang prajurit untuk melayani negara dan negara itu tetapi sebaliknya dia dipaksa oleh teman -temannya sendiri,” kata Christian.
Orang -orang Kristen juga mengungkapkan beberapa klaim termasuk bos Lucky Prada juga diproses oleh hukum.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) Militer TNI yang bertugas di Batalion Development Region 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/Wm) Nagekeo meninggal karena penyiksaan alami oleh orang tua di Batt Batt.
Prada Lucky meninggal pada hari Rabu (6/8). Dia telah menjalani empat hari di Aeramo Regional Hospital Intelive Care Unit, Nagekeo.
Tubuhnya kemudian dibawa kembali ke Kupang setelah diundang oleh orang tua kandungnya, Christian Namo dan ibunya Sepriana Paulina Mirpey pada hari Kamis (7/8).
(Eli/Kid)