Jakarta, Pahami.id —
Yordania dipanggil untuk menembak jatuh rudal Iran yang meluncur ke arahnya Israel karena tekanan dari Amerika Serikat.
Analis Timur Tengah dan Palestina, Lamis Andoni mengatakan, pemerintah dipaksa oleh AS untuk ikut ‘melindungi’ Israel.
“Pemerintah Yordania menganggap pemindahan rudal dan drone di atas wilayahnya sebagai pelanggaran kedaulatan mereka. Namun pada saat yang sama, mereka tidak menganggap pesawat Israel dan AS memasuki wilayah udaranya untuk menyerang negara-negara Arab atau Iran,” kata Andoni, sebagaimana dikutip Mata Timur Tengah (MEE).
Yordania adalah negara yang terletak di antara Israel dan Iran. Yordania merupakan penerima tetap bantuan militer AS senilai Rp 15 triliun.
Oleh karena itu, menurut Lamis, AS ingin menyeret Yordania ke dalam aliansi negara-negara Barat untuk mendukung Israel.
“Amerika bertujuan untuk menyeret Yordania agar berpartisipasi penuh membela Israel di aliansi Barat. Ini secara resmi menarik Yordania untuk membela Israel,” ujarnya.
Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel pada Selasa malam (1/10) sebagai pembalasan atas pembantaian Zionis di Palestina dan Lebanon.
Serangan tersebut juga diklaim sebagai respons atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh pada 31 Juli dan kematian pemimpin milisi Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada 27 Juli.
Direktorat Keamanan Publik Yordania mengatakan Angkatan Udara Kerajaan dan sistem pertahanan udara negara itu telah mencegat beberapa rudal dan drone yang memasuki wilayah udara Yordania.
Menurut juru bicara pemerintah Yordania Mohammad Al Momani, hal itu dilakukan untuk melindungi kedaulatan Yordania.
Posisi Yordania jelas dan permanen bahwa tidak akan menjadi ladang konflik bagi pihak mana pun, kata Al Momani.
Tindakan Yordania yang mencegat rudal Iran juga membuat marah masyarakat negara tersebut. Seorang warga Yordania, Iyad Al Rantsis, mempertanyakan keputusan yang diambil pemerintah.
“Jika Yordania adalah prioritas, mengapa harus terseret ke dalam konfrontasi yang bukan urusan kami,” kata Al Rantsis.
Ia juga menyayangkan warga Yordania yang harus menghadapi bahaya demi kepentingan dan keamanan Israel. Lebih dari itu, Al Rantsis tak henti-hentinya berpikir bahwa pemerintah akan menghabiskan tenaga dan uang hanya untuk menembak jatuh rudal yang tidak ditujukan ke Yordania.
Yordania menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 1994. Kedua negara diketahui bekerja sama dalam berbagai masalah keamanan regional, termasuk pendudukan Israel di Palestina.
(blq/baca)