Jakarta, Pahami.id —
Pakar keamanan dan politik internasional dari Murdoch University di Australia prediksi Ian Wilson Pilkada DKI Jakarta 2024 tanpa Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Anies dan Ahok awalnya digadang-gadang akan dicalonkan PDIP pada Pilkada Jakarta. Ada pula rumor yang menyebut Ahok akan mendampinginya. Namun partai ini rupanya mendukung Pramono Anung dan Rano Karno.
Wilson yang kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan, ada beberapa kemungkinan PDIP pada akhirnya tidak memilih mantan Gubernur Jakarta tersebut.
“Saya tidak tahu kenapa, tapi mungkin ada dua teori utama: satu, karena [Anies] belum siap menjadi kader partai,” kata Wilson CNNIndonesia.comRabu (28/8).
Ia berpandangan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menginginkan calon yang setia, memimpin sesuai instruksi, dan menjadi bagian dari struktur partai.
Namun, Wilson juga melihat Mega khawatir jika kader setia partai yang dicalonkan tidak sesuai tren perempuan dalam kontes politik bisa terulang.
“Jadi kami khawatir dengan pengalaman berulang-ulang kandidat populer yang ‘memanfaatkan’ partainya untuk mendapatkan jabatan,” katanya.
Anies bukan kader partai manapun termasuk PDIP.
Pramono menjadi kader PDIP sejak tahun 1998. Bahkan ia pernah menduduki jabatan penting di partai ini sebagai Sekjen pada tahun 2000. Sedangkan Rano Karno menjadi kader partai banteng sejak tahun 1999.
Nama Rano Karno menonjol saat digadang-gadang akan disandingkan dengan Anies.
Lebih lanjut, Wilson menjelaskan, faktor kedua adalah kemungkinan PDIP melakukan kesepakatan dengan Gabungan Indonesia Maju (KIM) pimpinan Prabowo Subianto untuk mencegah Anies.
Pada Pilpres, KIM mengusung Prabowo-Gibran Rakabuming melawan Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Prabowo-Gibran sukses menang pada pemilu yang digelar Februari lalu. Meski pemilu presiden sudah usai, KIM tetap kompak di Pilkada Jakarta.
“Karena Pramono dianggap bukan calon yang kuat, dan kalau jadi gubernur, Anies punya platform untuk maju lagi di Pilpres 2029,” kata Wilson yang fokus pada
Wilson menilai PDIP adalah partai besar yang rela kalah untuk menang. Dia berkata, “Sepertinya ini akan menjadi kekalahan strategis.”
Nama Pramono Anung sebelumnya tidak masuk radar atau pasar calon gubernur Jakarta dalam beberapa survei. Meski demikian, PDIP mengaku sudah lama berkomunikasi dengan Sekretaris Kabinet.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus mengatakan, terpilihnya Anung untuk bertarung di Pilkada provinsi merupakan jalan tengah partai ini dari sisa-sisa politik Pilgub DKI 2017 antara kubu Ahok dan Anies.
Pada Pilgub sebelumnya, PDIP mengusung Ahok-Djarot Saiful Hidayat namun kali itu kalah dari Anies-Sandiaga Uno.
(isa/rds)