Site icon Pahami

Berita Pakar Asing Ungkap Ambisi Prabowo di ASEAN jika Jadi Presiden


Jakarta, Pahami.id

Pakar senior Asia Tenggara dari Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), Joshua Kurlantzick, menuliskan pandangannya terhadap calon presiden nomor urut 2 itu Prabu Subianto.

Dalam artikel yang diunggah di halaman tersebut CFRKurlantzick mengatakan, Prabowo memiliki ambisi yang ingin diwujudkannya di Asia Tenggara jika memenangkan Pilpres 2024.


Kurlantzick mengatakan, Prabowo ingin memimpin Indonesia menjadi pemimpin ASEAN.

“Dalam politik luar negeri, Prabowo jelas ingin Indonesia terlihat sebagai kekuatan yang lebih besar di Asia dan dunia, mengambil kembali kepemimpinan ASEAN yang sebenarnya, memainkan peran yang lebih besar di institusi global, dan lain-lain,” tulis Kurlantzick.

Kurlantzick juga mengatakan, Prabowo dalam hal ini tidak akan mengambil jalan berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait upaya menyeimbangkan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dan China.

Namun, Kurlantzick menilai Menhan kemungkinan besar ingin memperkuat sikap pertahanan dan kemitraan Indonesia untuk melawan pengaruh Tiongkok.

Kurlantzick tidak menjelaskan lebih jauh maksud dari anggapannya bahwa Prabowo ingin melawan pengaruh China.

Selain permasalahan tersebut, Kurlantzick juga menyoroti catatan hitam Prabowo yang diduga terlibat beberapa kasus pelanggaran HAM pada tahun 1990-an saat Presiden Soeharto masih memimpin Indonesia dan setelah Soeharto lengser.

Di antara yang paling terkenal adalah dugaan keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis pada tahun 1998 dan pembantaian warga Timor Timur.

Gara-gara tudingan tersebut, Prabowo sempat dilarang menginjakkan kaki di Amerika selama bertahun-tahun.

Dengan segala kontroversi tersebut, kini Prabowo berusaha mengubah wajah lamanya dengan wajah baru. Meski demikian, Kurlantzick ragu Prabowo benar-benar berubah dari dirinya dulu yang sempat meremehkan demokrasi.

“Apakah dia yang, sebagai Menteri Pertahanan, tiba-tiba mengubah wajahnya menjadi lebih tenang dan mulai menganut gagasan demokrasi? Waktu akan menjawabnya, tetapi kebiasaan lama sulit dihilangkan,” tulisnya.

(blq/baca)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version