Jakarta, Pahami.id –
Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dalam ledakan di Pabrik Produksi Bahan Peledak Avangard di Kota Sterlitamak, Rusia.
Emergency Center di Sterlitamak menyebutkan, ledakan terjadi di salah satu gedung bengkel di kawasan pabrik pada Jumat (17/10) malam.
“A“Akibat ledakan yang cukup kuat, sebuah bangunan hancur… menyedihkannya, tiga orang – semuanya perempuan – tewas,” kata kepala daerah Bashkortostan Radii Khabirov melalui Telegram seperti dikutip kantor berita Rusia, Ria NovostiSabtu (18/10).
Khabirov melaporkan, tim penyelamat berhasil mengevakuasi seluruh korban dari reruntuhan pasca ledakan. Sedikitnya lima orang dirawat di rumah sakit setelah berhasil dievakuasi.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan pengelola pabrik bahan peledak tersebut akan memberikan bantuan kepada keluarga korban meninggal dunia.
“Ada seorang gadis [pekerja korban ledakan yang tewas] lahir tahun 2002. Dua korban perempuan meninggalkan anak. “Perusahaan akan memberikan dukungan dan kompensasi yang diperlukan,” tulis Khabirov.
Walikota Sterlitamak Emil Shaimardanov mengatakan pemerintah kota juga akan memberikan bantuan kepada keluarga korban ledakan.
Menyangkal serangan drone
Dalam keterangannya, Khabirov membantah serangan tak berawak (drone) menjadi penyebab meledaknya pabrik bahan peledak tersebut.
Namun, dia menyatakan penyebab ledakan masih dalam penyelidikan.
Berbagai klaim mengatakan itu serangan drone, bukan, itu ledakan, dan sekarang penyebabnya masih diselidiki ahli forensik, ujarnya.
Ia mengatakan Avangard merupakan perusahaan dengan kondisi kerja khusus yang menangani bahan peledak. Menurut dia, pabrik tersebut sudah tua, namun dinilai masih bisa mengemban tugas penting bagi negeri beruang merah tersebut.
“Perusahaan akan terus memproduksi barang-barang yang sangat penting dan diperlukan bagi Rusia,” katanya.
Avangard merupakan perusahaan milik negara yang juga merupakan perusahaan pertahanan terbesar di Rusia.
(anak-anak)