Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Menuntut serangan Israel Qatar Minggu lalu bisa “diizinkan”, setelah menuduh Qatar Hamas.
Pekan lalu, Israel melancarkan serangan terhadap Qatar di bawah target pejabat Hamas Hamas yang mengadakan pembicaraan gencatan senjata Gaza. Qatar adalah mediator gencatan senjata Israel-hama di Jalur Gaza.
“Qatar terhubung ke Hamas, mendukung Hamas, melindungi Hamas, mendanai Hamas. Qatar memiliki pengaruh yang kuat (menarik), tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya,” kata Netanyahu.
“Oleh karena itu, tindakan kami dapat sepenuhnya diizinkan,” tambahnya, dikutip oleh AFP.
Serangan Israel mengakibatkan enam orang terbunuh, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memiliki pejabat Hamas yang mendominasi tinggi.
Menanggapi serangan itu, Qatar mengadakan pertemuan tinggi Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam pada hari Senin (9/14), yang membawa hampir 60 negara untuk mencari tindakan tegas terhadap Israel.
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani, menyebut PM Netanyahu sebagai “narsisis” dan serangan Israel yang berbahaya.
“Serangan dan target ini tidak hanya melebihi hukum internasional, tetapi juga standar moral,” Al Thani seperti dikutip pada hari Rabu (10/9).
“Kami berbicara tentang perantara, yang mengorganisasi mediasi resmi dan dihadiri oleh delegasi dari negara yang sama yang mengirim rudal ini, apakah standar moral dapat diterima untuk ini,” katanya.
Al-Thani menekankan bahwa Qatar memiliki hak untuk menanggapi serangan Israel yang menewaskan seorang petugas keamanan Qatar dan lima anggota Hamas. Dia menekankan bahwa Doha telah membentuk tim hukum dan akan meninjau insiden itu untuk memastikan bahwa tindakan itu tidak diulang.
PM Qatar juga mengatakan bahwa beberapa tanggapan Doha akan diambil melalui saluran hukum, seperti hukum internasional. Pendekatan itu terlihat ketika Qatar berhasil melemparkan pernyataan putaran tentang Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan Israel.
Dewan Keamanan PBB (UNSC) mengutuk serangan Israel terhadap ibukota Qatar Doha dan meminta deescalization sesegera mungkin.
Kritik itu terkandung dalam pernyataan formal yang disusun oleh Inggris dan disetujui oleh 15 negara anggota termasuk sekutu dekat Israel, AS.
(DNA)