Site icon Pahami

Berita Netanyahu Beri Sinyal Nego soal Gencatan Senjata di Gaza Jalan Lagi


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengisyaratkan kesediaan untuk mengupayakan negosiasi baru mengenai gencatan senjata dengan kelompok tersebut Palestina, Hamas.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers, Sabtu (16/12). Selama konferensi tersebut, Netanyahu membuka pintu untuk merundingkan pembebasan sandera Hamas dan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel. Dalam perjanjian gencatan senjata yang pertama, pembebasan sandera dan tahanan merupakan bagian dari perjanjian untuk menghentikan pertempuran.


Dalam konferensi pers tersebut, Netanyahu tidak menyatakan secara jelas apakah proses perundingan gencatan senjata sedang berlangsung atau tidak. Namun, dia bersikeras bahwa dia telah menginstruksikan para perunding untuk terus menekan milisi Hamas dan mempercepat upaya untuk membebaskan sisa warga Israel yang masih disandera oleh kelompok tersebut.

“Instruksi yang saya berikan kepada tim perunding didasarkan pada tekanan ini, yang tanpanya kami tidak punya apa-apa,” kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera.

Tekanan yang dimaksud adalah penggunaan kekuatan militer atau serangan Israel ke Gaza. Netanyahu menilai tanpa kekuatan tentara Israel, tidak mungkin para sandera bisa pulang.

Netanyahu kemudian berjanji untuk mempertahankan tekanan militer yang kuat terhadap Hamas.

“Hanya tekanan militer yang berkelanjutan yang akan mengarah pada pembebasan seluruh sandera,” ujarnya, dikutip dari situs resmi Israel.

Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga mengkritik Qatar sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata.

“Kami mengkritik Qatar dengan serius. Namun, saat ini kami sedang berupaya untuk mendapatkan kembali sandera kami,” katanya.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan posisinya untuk tidak membuka perundingan apa pun sampai Israel menghentikan agresinya.

“Gerakan ini menyampaikan posisi ini kepada semua perantara,” menurut Hamas.

Pernyataan Netanyahu itu disampaikan setelah Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Pertemuan mereka konon terjadi di Eropa. Namun sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak mana pun terkait pertemuan rahasia tersebut.

Qatar juga sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pembicaraan sedang dilakukan mengenai kemungkinan gencatan senjata baru.

Qatar menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam konflik ini. Melalui upaya mereka, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata.

Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Setelah perjanjian damai berakhir, Israel menginvasi Gaza sepenuhnya. Akibat serangan mereka, sekitar 19.000 orang di Palestina tewas.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version