Site icon Pahami

Berita Netanyahu Bantah Terima Proposal Gencatan Senjata 48 Jam di Gaza


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menyangkal itu Israel telah menerima usulan gencatan senjata selama 48 jam atau dua hari di Jalur Gaza.

Kantor PM Netanyahu menyatakan Israel tidak menerima usulan yang disampaikan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.


“[Israel] “Belum menerima usulan pembebasan keempat sandera dengan imbalan gencatan senjata 48 jam di Gaza,” demikian pernyataan kantor PM Israel dalam keterangannya, Senin (28/10), dikutip. AFP.

Pernyataan tersebut melanjutkan, “Jika usulan tersebut diajukan, perdana menteri akan segera menerimanya.”

Dalam usulan tersebut, Hamas dilaporkan setuju untuk membebaskan empat sandera yang disanderanya, seperti dikutip Zaman Israel.

Sebelumnya, Presiden El-Sisi mengusulkan gencatan senjata dua hari di Gaza pada akhir pekan lalu. Usulan tersebut mencakup pertukaran sandera Hamas dan tahanan Palestina di Israel.

“Selama beberapa hari terakhir, Mesir telah mencoba meluncurkan inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki situasi dengan menetapkan gencatan senjata selama dua hari,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi pemerintah Mesir.

El-Sisi mengatakan usulan gencatan senjata sementara adalah langkah pertama menuju gencatan senjata yang lebih lama.

“Negosiasi kemudian akan dilanjutkan dalam sepuluh hari untuk menyelesaikan langkah-langkah di Jalur Gaza dengan tujuan mencapai gencatan senjata penuh dan memastikan masuknya bantuan,” tambahnya.

Perjanjian tersebut juga muncul sebagai cara untuk membangun kembali kepercayaan antara Israel dan Hamas setelah berulang kali gagal mencapai tujuan mereka.

Sejauh ini, upaya gencatan senjata Israel-Hamas kerap gagal. Biasanya topik perdebatan yang tiada habisnya adalah durasi gencatan senjata.

Hamas berulang kali menyatakan menginginkan gencatan senjata permanen dan ingin seluruh pasukan Israel meninggalkan Palestina. Namun, pemerintahan Netanyahu tidak pernah menerima permintaan tersebut.

Israel telah melancarkan invasi ke Gaza sejak Oktober 2023. Selama operasi tersebut, mereka menyerang warga sipil dan objek sipil secara gencar.

Akibat operasi tersebut, lebih dari 42.000 orang di Palestina tewas dan jutaan orang terpaksa mengungsi.

Pemerintahan Netanyahu menyatakan tidak akan menghentikan perang sampai mencapai tujuannya, yaitu melenyapkan Hamas dan mengembalikan para sandera.

(isa/dna)



Exit mobile version