Site icon Pahami

Berita Netanyahu Bahaya Terbesar bagi Israel


Jakarta, Pahami.id

Mantan mata-mata Shin Bet Gonen Ben Itzhak kata Perdana Menteri Benyamin Netanyahu di tengah tarikan Israel ke dalam jurang kehancuran.

Dalam pidatonya di sebuah pertemuan kecil di jembatan layang Tel Aviv, Itzhak mengatakan Netanyahu merupakan bahaya terbesar bagi Israel.


PM, katanya, telah merusak hubungan dengan Amerika Serikat sebagai pendukung utama Israel karena sikapnya yang “meludahi wajah Presiden AS Joe Biden.”

“Netanyahu benar-benar bahaya terbesar bagi negara Israel. Percayalah, saya menangkap beberapa teroris besar selama Intifada Kedua. Saya tahu apa itu teroris. Saya pikir Netanyahu sedang menyeret Israel ke dalam kehancuran,” kata Itzhak dalam pidatonya, seperti dikutip oleh AFP, Selasa (25/6).

Dia mengacu pada ketegangan baru-baru ini antara Netanyahu dan Biden. Menurutnya, Netanyahu menyebabkan terhambatnya pasokan senjata dari AS sehingga banyak pejabat yang memilih mundur belakangan ini.

“Biden adalah pendukung terbesar Israel, dan Netanyahu meludahi wajahnya,” kata Itzhak.

“Dia menghancurkan hubungan yang sangat penting dengan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Ben Itzhak merupakan mantan agen intelijen Shin Bet yang pernah menangani putra pendiri Hamas. Ia bergabung dengan dinas keamanan pada tahun 1990an setelah pembunuhan Perdana Menteri Yitzhak Rabin.

Selama di Shin Bet, ia bekerja sebagai ‘operator’ untuk Mosab Hassan Yousef atau Pangeran Hijau. Yousef adalah putra tertua pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef.

Itzhak bekerja dengan kolaborator Hamas untuk mengikuti jejak kelompok milisi Palestina dalam menggagalkan operasi bunuh diri mereka di Tepi Barat. Ia juga terlibat dalam penangkapan tokoh Fatah, Marwan Barghouti.

Dia kini berada di antara barisan warga Israel yang memprotes pemerintah dan mendesak Netanyahu untuk mengundurkan diri.

Itzhak adalah anggota gerakan “Menteri Kejahatan”, dan pernah menerobos masuk ke iring-iringan mobil Netanyahu selama protes anti-korupsi pada tahun 2018.

Kasus korupsi ini sendiri masih terus berjalan meski Israel sedang berperang dengan Hamas.

Terkait perang ini, Itzhak menilai serangan Hamas pada 7 Oktober bisa dicegah jika agen ganda seperti Yousef melaporkan rencana tersebut. Namun, alih-alih memata-matai Hamas seperti sebelumnya, aparat keamanan Israel justru memandang rendah kelompok milisi tersebut.

“Anda memerlukan aset lama untuk menelepon dan memberi tahu Anda ada sesuatu yang salah. Namun tampaknya kami tidak memilikinya lagi,” kata Itzhak.

“Israel menganggap musuh kita (Hamas) bodoh. Ujung-ujungnya Hamas lebih pintar. Sulit mengakuinya,” lanjutnya.

Itzhak juga berpendapat bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan situasi di Gaza. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakhiri perang dan mengumpulkan dukungan internasional untuk menempatkan Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas sebagai penanggung jawab daerah kantong tersebut.

“Netanyahu hanya memikirkan dirinya sendiri, masalah kriminalnya, bagaimana bertahan secara politik di Israel,” ujarnya.

“Saya akan memberitahu Netanyahu, mundurlah. Ini akan menjadi bantuan terbesar yang dapat Anda lakukan untuk rakyat Israel,” katanya.

(blq/baca)


Exit mobile version