Site icon Pahami

Berita Natalius Pigai Utus Staf Pantau Kasus Polisi Tembak Siswa Semarang


Jakarta, Pahami.id

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengirimkan tim untuk menyelidiki penembakan siswa SMKN 4 Semarang Gamma Rizkynata Octafandy oleh anggota Kapolres Semarang Bripka R.

“Saya sudah perintahkan petugas untuk memantau kasus ini dengan serius,” kata Pigai melalui akun X @NataliusPigai2, dikutip Rabu (27/11).


Pigai kemudian menyerahkan penyidikan terkait dugaan pelanggaran HAM ke Komnas HAM. Hal ini sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang.

Sesuai kewenangan UU 39 Tahun 1999, Komnas HAM RI sebagai lembaga pemantauan dan penyidikan kasus hak asasi manusia dan badan kuasi yudisial mempunyai tugas melakukan pemantauan dan penyidikan atas kematian mahasiswa di Semarang, kata Pigai.

Gamma dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian pinggul. Meski mendapat pertolongan dari Bripka R dan dibawa ke RSUP dr. Kariadi, tapi Gamma tidak bisa membantu.

Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar mengatakan, kejadian itu bermula saat Bripka R pulang kerja.

Dalam perjalanan sekitar pukul 01.00 WIB, Bripka R melihat perkelahian antara geng Seroja dan Tanggul Pojok di kawasan Semarang Barat.

Bripka R disebut berinisiatif membubarkannya. Namun saat hendak berangkat, Bripka R yang bertugas di Satres Narkoba justru diserang oleh beberapa orang yang sedang adu senjata tajam.

Menurut Irwan, ada tiga orang anggota perkumpulan rahasia yang mengendarai sepeda motor dan ingin memukul Bripka R. Di antara ketiga orang tersebut, salah satunya adalah Gamma.

Namun yang terjadi, sepeda motor yang anggota gengnya berjumlah tiga orang itu hendak memukul Bripka R dengan senjata tajam. Karena merasa terancam, Bripka R berusaha menghentikannya namun mengenai pinggul salah satu anggota geng tersebut, GRO, yang kemudian tewas, ujarnya. dikatakan. kata Irwan.

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini mengatakan, GRO merupakan anggota Paskibra. Belakangan, pihak sekolah juga mengungkap dua rekan GRO juga mengalami luka tembak.

Kebetulan mereka anak-anak terpilih, karena kebetulan ikut ekstra paskibra, itu pilihan. Ketiga anak itu tidak pernah (tercatat terlibat) tawuran, kata Agus seperti dikutip detikJateng, Selasa (26 ). /11).

(ryn/fra)

Exit mobile version