Site icon Pahami

Berita Nakes di Gaza Tewas Tertimpa Palet Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara

Berita Nakes di Gaza Tewas Tertimpa Palet Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara


Jakarta, Pahami.id

Pengiriman bantuan kemanusiaan Strip Gaza, Palestinadengan udara yang menuntut kehidupan.

Bantuan yang diberikan kepada Gaza melalui jalan napas sebagai akibat dari memblokir tanah oleh Tentara Israel (IDF). Israel hanya memberikan izin untuk bantuan kemanusiaan untuk dikerahkan ke wilayah Gaza melalui udara.

Kutipan dari AljazeeraSenin (4/8), korban tewas adalah pekerja medis di Rumah Sakit Al-Aqsa. Petugas kesehatan meninggal setelah salah satu palet bantuan yang ditempatkan dari udara di tendanya di Deir al Balah.


Gaza adalah daerah yang sangat kecil dan padat penduduk. Ketika palet yang mengandung bantuan kemanusiaan dikerahkan dari udara, ia juga dapat berisiko menyebabkan korban.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan bantuan udara tidak dapat diprediksi. Tidak ada tempat yang aman untuk menurunkannya, dan tidak ada banyak tanah kosong untuk penggunaan udara ini.

“Itu sebabnya banyak warga Palestina terluka, atau bahkan terbunuh [karena kejatuhan palet bantuan kemanusiaan,” demikian dilaporkan Aljazeera.

Selain itu jika palet bantuan itu jatuh di wilayah yang dikuasai militer Israel, akan sangat sulit dan berbahaya bagi warga Palestina untuk pergi dan mengambil bantuan kemanusiaan tersebut.

Sementara itu, lewat pernyataan pada awal pekan ini, militer Israel menyatakan sudah ada setidaknay 120 paket bantuan kemanusiaan yang diterjunkan dari udara ke wilayah Gaza. Bantuan-bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara itu merupakan operasi kemanusiaan yang melibatkan enam negara: Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Jerman, Belgia, dan Kanada.

Para pejabat kemanusiaan mengkritik ketergantungan pada bantuan udara sebagai hal yang berbahaya di Gaza yang padat penduduk. Mereka mengatakan akan jauh lebih efektif bagi Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan melalui jalur darat.

Sebelumnya sejak akhir Juli lalu, pesawat-pesawat Yordania dan Uni Emirat Arab mulai lalu-lalang di wilayah udara Jalur Gaza untuk menerjunkan bantuan makanan.

Militer Yordania menyatakan pihaknya bekerja sama dengan UEA untuk mengirimkan 25 ton bantuan dalam tiga palet parasut.

Militer Israel juga menyatakan pihaknya sejak Sabtu (26/7) telah menerjunkan tujuh palet bantuan ke wilayah Gaza.

Bantuan-bantuan ini diterjunkan setelah Israel pada Sabtu memutuskan membuka wilayah udara untuk pengiriman bantuan bagi warga Gaza.

Israel belakangan diprotes keras masyarakat global karena membuat warga Gaza didera kelaparan akut, di mana ratusan orang tewas akibat kelaparan dan malnutrisi.

Masyarakat global menuduh bahwa Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan untuk memusnahkan warga Palestina.

Mencoba menepis hal ini, Israel pun membuka wilayah udara dan mengumumkan penghentian sementara serangan di tiga wilayah Gaza yakni Al-Mawasi, Deir Al-Balah, dan Gaza City untuk memberikan “rute aman” bagi bantuan-bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Sebelumnya, kelompok-kelompok internasional menyuarakan kekhawatiran mengenai rencana Israel mengirimkan bantuan ke Gaza via udara. Pasalnya, pengiriman semacam itu mahal dan justru membahayakan warga Gaza.

Di masa lalu, pengiriman bantuan lewat udara banyak melukai warga karena paket-paket berat itu meniban tenda permukiman. Banyak pula warga yang terancam bahaya karena berlarian menuju laut lepas usai paket bantuan jatuh ke sana.

Merespons kekhawatiran ini, Israel pun membuka rute untuk pengiriman bantuan via darat.

Menurut wartawan AFP, truk-truk berisi tepung telah terlihat masuk ke Gaza utara melalui perbatasan Zikim dari Israel.

Truk-truk bantuan lain juga terlihat masuk dari Mesir dan diinspeksi oleh Israel sebelum akhirnya masuk ke Gaza.

(aljazeera/kid)


Exit mobile version