Site icon Pahami

Berita Mungkinkah Iran Serang Israel Langsung Balas Kematian Haniyeh?


Jakarta, Pahami.id

Pemimpin Tertinggi IranAyatollah Ali Khamenei, memerintahkan serangan langsung ke Israel setelah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyahtewas dalam serangan udara di Teheran di Ash (31/7).

Tiga pejabat Iran mengatakan perintah itu disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional.

Penjabat Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani juga mengatakan Iran berhak membela diri dan menanggapi “tindakan keji” Israel.


Haniyeh meninggal saat berada di wisma kenegaraan usai menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Mungkinkah Iran menyerang Israel secara langsung atau hanya retorika pejabat tinggi saja?

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Sya’roni Rofii menilai Iran berpeluang melancarkan serangan ke negara Zionis tersebut.

“Jika perintah itu datang dari Khamenei, besar kemungkinan akan terjadi serangan, baik langsung oleh Korps Garda Revolusi (IRGC) maupun proksi Iran,” kata Sya’roni saat dihubungi. CNNIndonesia.comKamis (1/8).

Proksi Iran termasuk Hamas, Hizbullah di Lebanon selatan, Houthi di Yaman, dan milisi di Suriah dan Irak.

Haniyeh adalah pemimpin Hamas dan sekutu Teheran, jadi kematiannya merupakan pukulan bagi Iran.

Sha’roni mengatakan respons Iran “mungkin lebih besar” dibandingkan serangan sebelumnya yang menargetkan pasukan Israel.

Iran menyerang Israel pada April lalu sebagai pembalasan setelah pasukan Zionis menyerang fasilitas diplomatik mereka di Suriah. IRGC meluncurkan ratusan rudal dan roket ke pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Namun, Israel saat itu mengklaim berhasil menangkis sekitar 90 persen rudal tersebut dengan bantuan negara-negara Arab dan sekutu dekatnya Amerika Serikat.

Israel dan Iran telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun. Namun situasi memanas setelah tentara Zionis melancarkan invasi ke Gaza sehingga membuka kemungkinan Iran melakukan serangan langsung ke Israel.

Perang Iran-Israel tampaknya akan segera terjadi setelah Komandan Dirgantara IRGC Ali Hajizadeh mengatakan dia “menunggu kesempatan” untuk melancarkan serangan langsung ke Israel.

Perwakilan Iran di PBB juga mengatakan bahwa respons terhadap pembunuhan Haniyeh akan dilakukan dalam bentuk operasi khusus.

“Lebih keras dan bertujuan untuk menanamkan penyesalan mendalam pada pelakunya,” kata misi tersebut, dikutip Al Jazeera.

Pengamat HI yang juga dari UI, Yon Machmudi, mempunyai penilaian sedikit berbeda. Ia menduga potensi Iran menyerang Israel secara langsung sangat kecil.

“Saya pikir serangan balik Iran akan lebih banyak dilakukan oleh milisi yang didukung Iran di Lebanon, Suriah, dan juga di Yaman,” kata Yon.

Hizbullah adalah milisi “hewan peliharaan” paling kejam di Iran. Itu bisa menjadi “kartu as” yang digunakan pada waktu yang tepat.

Namun Hizbullah juga berantakan setelah diserang Israel awal pekan ini. Serangan itu menewaskan komandan senior Fuad Shukr, yang dikenal sebagai Mohsen Shukur.

Shukr menjabat sebagai tangan kanan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan menasihatinya selama operasi perang.

Analisis CNN Sementara itu, dia mengatakan Iran mungkin hanya bercanda tanpa benar-benar melancarkan operasi.

Mereka membandingkan respons Iran ketika komandan pasukan khusus Qasem Soleimani terbunuh beberapa bulan lalu dan kematian ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada tahun 2020.

“Namun [Iran] sebaliknya mereka melakukan serangan terbatas terhadap pangkalan-pangkalan AS. Iran telah mundur sebelumnya, dan mungkin akan melakukannya lagi,” menurut analisis CNN.

Tanggapan Iran terhadap Israel akan menjadi penting sebagai kekuatan regional.

“Dan jika tidak terlihat cukup kuat, maka berisiko turun [kredibilitas sebagai kekuatan kawasan].”

[Gambas:Video CNN]

(isa/dna)



Exit mobile version