Jakarta, Pahami.id —
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump membuka peluang untuk menggabungkan Kanada, Greenland dan Terusan Panama.
Dalam konferensi pers Selasa (7/1) di resor Mar-a-Lago, Trump juga mengatakan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk mencaplok Panama atau Greenland.
Dia juga mengatakan akan menggunakan kekuatan ekonomi untuk menyeret Kanada ke AS.
Lantas, mengapa Trump ingin menggabungkan Kanada, Greenland, dan Terusan Panama?
Dalam analisis CNNmereka menyebut rencana imperialis Trump hanya omongan seorang maestro real estat yang menyamakan kebijakan luar negeri dan perdagangan dengan perburuan kesepakatan.
CNN juga menyebutkan ancaman Trump seiring dengan kebangkitan Tiongkok, kesenjangan global, pencairan es kutub, dan ketidakstabilan kekuatan besar.
Sikap Trump juga mencerminkan penggunaan kekuasaan AS yang tiada henti oleh America First untuk mengejar kepentingan nasional.
Pernyataan Trump yang ingin mengambil alih Terusan Panama mengingatkan masyarakat bahwa perhatian AS sedang terganggu oleh kekuatan baru di Belahan Barat.
Pada tahun 1820-an, AS merasa bahwa penjajah Eropa merupakan ancaman dan masalah ini berlanjut hingga ketakutan Perang Dingin terhadap Komunisme.
Saat itu, AS mempunyai doktrin yang menyatakan negara harus melindungi nyawa dan harta benda di negara-negara Amerika Latin.
Dalam dekade ini, Trump mengkhawatirkan kekuatan Tiongkok, Rusia, dan Iran. Maka untuk meredam kekuasaan tersebut, ia mengeluarkan kebijakan yang bersifat memaksa dan mengancam.
CNN menulis bahwa Trump memang menggunakan ancaman untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun, para politisi Partai Republik ini tidak akan mendapatkan Kanada, Panama, atau Greenland secara penuh, termasuk wilayah mereka.
“Jadi strateginya mungkin untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik bagi AS,” kata laporan itu CNN.
Kesepakatan yang diinginkan Trump kemungkinan berupa diskon tarif untuk kapal-kapal AS yang melewati Terusan Suez. Ia pernah mengatakan tarif pada rute ini terlalu mahal dan tidak masuk akal.
Trump juga kemungkinan menginginkan lebih banyak akses terhadap lahan mineral dan jalur laut Greenland ketika es mencair, serta perjanjian perdagangan baru yang menguntungkan dengan Kanada.
Presiden terpilih pernah berpikir bahwa Kanada hanya berada di bawah payung pertahanan AS dan seharusnya menjadi negara Paman Sam.
Pandangan seperti itu, menurut CNNbertentangan dengan tatanan liberal AS yang memandang aliansi sebagai investasi dan dapat melipatgandakan kekuatan suatu negara.
Para ahli juga khawatir ancaman Trump justru bisa mendorong negara lain untuk mendekati Tiongkok.
Jika semua itu bisa tercapai, Trump akan menyebutnya sebagai kemenangan besar.
(isa/bac)