Jakarta, Pahami.id —
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi menyatakan, metode pembelajaran Mudah, Menyenangkan dan Menyenangkan atau Gasing dapat menjadi solusi bagi siswa untuk memahami matematika dengan mudah dan tidak membosankan.
Hal tersebut disampaikan Elen dalam pertemuan peningkatan pemahaman numerasi dengan metode pembelajaran Gasing pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah di Auditorium Graha Bina Praja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemerintah) pada Jumat (11/10).
“Metode Gasing dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pembelajaran berhitung, agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan kompetitif. Kami yakin ketika anak-anak kita diberi kesempatan, mereka akan mampu tampil lebih baik. kinerja.prestasi,” kata Ellen.
Metode Gasing merupakan wujud komitmen Pemprov Sumsel dalam mendukung inovasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), menghasilkan generasi yang mampu bersaing, berinovasi dan berkontribusi terhadap pembangunan.
Untuk itu, Elen mendorong seluruh bupati termasuk bupati dan walikota se-Sumsel untuk mendukung dan berperan aktif dalam penerapan metode Gasing.
“Bupati dan Walikota serta Kepala Dinas Pendidikan, kami menghimbau agar kita benar-benar serius mempersiapkan diri untuk meningkatkan pendidikan dan literasi anak-anak kita ke depan,” lanjut Elen.
Selanjutnya Elen Setiadi menyampaikan apresiasinya kepada Prof. Yohanes Surya merupakan pencetus metode pembelajaran Gasing. Menjawab hal tersebut, Yohanes menjelaskan bahwa melalui metode Gasing, siswa dapat lebih kreatif dan belajar dengan perasaan bahagia.
Hingga saat ini, metode Gasing telah diterapkan setidaknya di 108 kabupaten di 31 provinsi. Di Papua, 23 dari 42 kabupaten atau sekitar 60 persen kabupaten sudah menerapkannya. Sedangkan di Sumatera Selatan, metode Gasing sudah digunakan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Yohanes mengatakan, pada awal penerapan metode gasing akan terjadi perubahan karakter guru sebagai guru, sehingga bisa mengajar dengan lebih baik.
“Kita ubah dulu karakter gurunya, begitu karakternya diubah, dia bisa mengajar dengan sangat baik. Selama dua minggu, pelatihan guru itu berubah dan hasilnya bisa dinikmati oleh siswa yang ikut nanti, kalau kita mau. .adakan pelatihan untuk guru dan siswa,” jelas Yohanes.
(rea/rir)