Site icon Pahami

Berita Menyerah dari Pemberontak, Bagaimana Nasib 6 Jenderal Militer Myanmar?


Jakarta, Pahami.id

Sebanyak enam jenderal junta militer Myanmar dilaporkan menyerah kepada pasukan pemberontak negara bagian Shan bulan ini.

Enam komandan tinggi berpangkat brigadir jenderal itu sebelumnya ditugaskan di pusat komando Kokang junta Myanmar di Laukkai.


Daerah tersebut merupakan salah satu pangkalan militer terbesar Myanmar di wilayah Shan utara dekat perbatasan Tiongkok.

Markas besar tentara kemudian direbut oleh pasukan pemberontak Aliansi Tentara Nasional Demokrat Myanmar (MNDAA) dan melucuti sekitar 2.400 tentara junta.

Sebanyak 200 perwira militer dan keluarganya kemudian diizinkan meninggalkan wilayah yang dikuasai pemberontak.

Sebanyak enam brigadir jenderal yang memimpin operasi militer Myanmar diberi kesempatan kembali ke markas setelah menyerahkan diri.

Kata seorang sumber yang identitasnya dirahasiakan Radio Gratis Asia (RFA) sebanyak enam jenderal junta Myanmar diangkut dengan helikopter menuju wilayah timur laut markas komando, kemudian dikirim ke ibu kota Myanmar, Naypyidaw.

AFP mengabarkan bahwa enam jenderal tersebut langsung ditangkap oleh tentara Myanmar.

Sementara itu, media Myanmar Irrawady memberitakan tiga dari enam jenderal tersebut dijatuhi hukuman mati. Sumber junta mengatakan kepada media bahwa tiga orang lainnya menjalani hukuman seumur hidup.

Mereka yang divonis hukuman mati antara lain Kepala Staf Angkatan Darat Brigjen Moe Kway Thu, Pj Kepala Daerah Administratif Otonomi Kokang Brigjen Tun Tun Myint, dan Komandan Divisi 55 Brigjen Zaw Myo Win.

Mereka yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Insein Yangon termasuk Brigadir Jenderal Aye Min Oo, Brigadir Jenderal Thaw Zin Oo, dan Brigadir Jenderal Aung Zaw Lin. Masing-masing menjabat sebagai kepala pusat operasi 14, 16, dan 12 di Shan.

Keenam jenderal tersebut didakwa berdasarkan hukum militer karena meninggalkan jabatan mereka dengan cara yang memalukan.

Mantan kapten tentara Myanmar yang membelot ke Kaung Thu Win menceritakan Orang Irawaddy bahwa tentara menjatuhkan hukuman mati kepada prajurit yang meninggalkan medan perang.

“Bos Junta Min Aung Hlaing pasti akan kehilangan kesabaran jika para jenderalnya menyerah, apalagi ini adalah pangkalan militer yang sangat besar,” ujarnya.

Lanjutnya, hukuman mati dilakukan untuk mencegah komandan menyerah dari serangan militer musuh ke pangkalan militer Myanmar.

(tim/bac)

[Gambas:Video CNN]

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version