Jakarta, Pahami.id —
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan kekecewaannya setelah Dewan Keamanan PBB (DK PBB) sekali lagi gagal mengadopsi resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza GazaPalestina.
“Saya sangat menyayangkan kegagalan Dewan Keamanan dalam menerapkan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza,” kata Retno dalam postingannya di X, Sabtu (12/9).
Padahal, kata Retno, resolusi tersebut disponsori lebih dari 102 negara termasuk Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat global tidak hanya bergantung pada beberapa negara dan diam saja menyaksikan kekejaman Israel di Gaza.
“Masyarakat global tidak bisa terus bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan tanpa daya kebrutalan dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” kata Retno.
Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengambil resolusi setelah Amerika Serikat memveto rancangan yang diusulkan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pemungutan suara pada Jumat (8/12).
“Resolusi tersebut berbeda dengan kenyataan,” kata perwakilan AS di PBB, Robert Wood, seperti dilansir AFP.
Dalam pemungutan suara tersebut, 13 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung rancangan resolusi gencatan senjata kemanusiaan. Sementara itu, Inggris tetap netral.
Perwakilan Inggris di PBB, Barbara Woodward, mengatakan dia abstain karena rancangan resolusi tersebut mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.
Meski netral, Woodward tetap meminta Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan dalam melakukan apa yang disebutnya “menangani ancaman dari Hamas.”
DK PBB terdiri dari 15 negara anggota yang mencakup 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap, yaitu Tiongkok, Rusia, Amerika, Inggris, dan Prancis.
Sebuah resolusi di DK PBB hanya dapat diambil jika resolusi tersebut disetujui oleh setidaknya sembilan suara dan tidak ada yang memvetonya.
Ini merupakan kegagalan Dewan Keamanan PBB yang kesekian kalinya dalam merespons agresi Israel di Jalur Gaza. Selama invasi lebih dari dua bulan, Dewan Keamanan PBB hanya mengeluarkan resolusi satu kali, yaitu pada 15 November.
Resolusi tersebut menyerukan jeda kemanusiaan selama beberapa hari di Gaza.
Beberapa pihak juga berpendapat bahwa Dewan Keamanan, sebagai badan paling berkuasa di PBB, sekali lagi gagal menjalankan fungsinya sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Setidaknya lebih dari 17.400 warga Gaza tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober, sebagai respons terhadap serangan Hamas. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan perempuan.
(blq/dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);