Jakarta, Pahami.id –
Menteri Luar Negeri Nepal Arzu Rana Deera menjadi korban amukan massal setelah demonstrasi besar -generasi muda alias Gen Z di Kathmandu berubah menjadi kerusuhan.
Di berbagai lingkaran, Arzu terlihat menggosok darah dari wajahnya ketika dikelilingi oleh pengunjuk rasa yang merekam kali ini, sebelum ditendang dari belakang dan dipukuli di wajah kerumunan yang berhasil menghancurkan rumahnya.
Kerusuhan ini terjadi setelah demonstrasi yang dipimpin oleh anak -anak muda Nepal melawan korupsi, nepotisme, dan memblokir media sosial berubah menjadi tindakan yang kejam.
Spanduk dengan kata -kata “menutup korupsi, bukan media sosial”, “media sosial yang tidak terdaftar”, untuk “pemuda melawan korupsi” mengisi jalan -jalan di ibukota, sementara media sosial dibanjiri dengan tagar #Nepokid, #Nepobabies, dan #Politiciansnepobabynepal yang menyebarkan gaya hidup kemewahan.
Sampai saat ini, protes yang dimulai pada hari Senin (8/9) menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Meluncurkan Berita NDTVLokasi visual menggambarkan situasi di Kathmandu seperti medan perang, dengan sekelompok pemuda untuk menutup ruang publik dan terlibat dalam bentrokan sengit terhadap pasukan keamanan.
Pemerintah Nepal sebelumnya memblokir 26 platform media sosial yang tidak terdaftar, termasuk Facebook, YouTube, dan X. Langkah ini menimbulkan kemarahan publik yang bosan dengan praktik politik dinasti dan korupsi.
Kekecewaan telah tumbuh lebih kuat setelah kampanye di Tiktok yang menyoroti ketidaksetaraan sosial, di mana anak -anak karyawan memamerkan barang -barang mewah dan gaya hidup glamor di tengah -tengah realitas orang yang hidup dengan pendapatan per kapita hanya 1.400 dolar AS setahun.
Pengamat mengevaluasi gelombang protes kali ini sebagai yang paling sulit dalam dekade terakhir, bahkan lebih kuat dari tindakan 2006 yang memaksa Raja Nepal untuk melepaskan kekuatan otoriternya.
Karena jumlah korban terus tumbuh dan kemarahan publik tersebar luas, Nepal sekarang menghadapi salah satu tes paling sulit dalam sejarah modernnya, karena generasi muda United menuntut perubahan nyata dari para penguasa.
(Del/BAC)