Site icon Pahami

Berita Menhut Kantongi Data Anatomi Kayu yang Terseret Banjir di Aceh Sumatra

Berita Menhut Kantongi Data Anatomi Kayu yang Terseret Banjir di Aceh Sumatra


Jakarta, Pahami.id

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan, pihaknya telah memperoleh data anatomi kayu gelondongan yang terbawa banjir di Aceh dan Sumatera.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah mengambil sampel kayu yang berakhir di laut. Raja Juli mengatakan, sampel kayu tersebut kemudian diverifikasi dengan alat identifikasi kayu otomatis (AIKO) untuk mengetahui identitas kayu tersebut, termasuk nama ilmiah, gravitasi, dan kelas spesifiknya.

“Ada teknologi bernama Aiko untuk melihat apa yang disebut dengan anatomi kayu. Mudah-mudahan bisa menjadi petunjuk awal asal muasal kayu tersebut,” ujarnya dalam jumpa pers, Kamis (4/12).


Selain data anatomi kayu tersebut, Raja Juli mengaku juga memiliki data awal dari pengamatan drone di lokasi dugaan asal kayu tersebut.

“Kami berharap kerja sama dengan Polri bisa secepatnya mengungkap dari mana kayu tersebut berasal dan tentunya jika ada unsur pidananya akan kita penegakan bersama,” ujarnya.

Sebelumnya, Irjen Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ada beberapa bekas gergaji pada batang kayu yang tersapu banjir di Aceh, Sumbar, dan Sumut.

Sigit mengatakan, penemuan bekas SAW inilah yang kemudian menjadi fokus penyelidikan tim. Ia mengatakan, kini petugas telah dikerahkan untuk mengikuti aliran sungai dari hulu hingga hilir untuk melihat lokasi asal kayu tersebut.

“Dari temuan tim di lapangan, jenis kayunya bermacam-macam, namun ditemukan ada bekas potongan Chainsaw. Itu yang akan kita selidiki,” ujarnya dalam jumpa pers, Kamis (4/12).

“Tim akan turun bersama tim dari kehutanan menelusuri daerah aliran sungai yang terkena dampak hingga kita tarik ke hulu dan hilir,” ujarnya.

Selain itu, Sigit mengatakan pihaknya juga terbuka untuk melakukan proses investigasi bersama Kementerian Kehutanan atau Satgas Pengendalian Kawasan Hutan (PKH).

“Beberapa hari terakhir ini kami sudah menggunakan personel, kemudian kami akan bergabung dengan tim dari Kementerian Kehutanan dan bila perlu dengan gugus tugas lain yang bisa bergabung, termasuk PKH, agar kerja tim bisa lebih cepat,” ujarnya.

(TFQ/GIL)


Exit mobile version