Berita Menhan Spanyol Sebut Perang di Gaza adalah Praktik Genosida yang Nyata

Jakarta, Pahami.id —

Kementerian Pertahanan bahasa Spanyol Margarita Robles mengatakan konflik dSaya Gaza adalah ‘praktik genosida yang sebenarnya’ saat ini.

Hal itu diungkapkannya saat wawancara dengan stasiun televisi nasional Spanyol, televisiseperti dikutip dari ReutersSabtu (25/5).

Sebelumnya, Prancis memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

“Kita tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di Gaza, yang merupakan genosida nyata,” kata Robles.

Ia pun memastikan pengakuan Madrid terhadap Palestina bukanlah sebuah langkah melawan Israel. Ia mengklaim hal itu dilakukan Spanyol sebagai langkah terencana untuk mengakhiri perang di Gaza.

“[Pengakuan] “Ini tidak merugikan siapa pun, ini tidak merugikan negara Israel, ini tidak merugikan seluruh warga Israel, orang-orang yang kami hormati,” klaim Robles.

Pernyataan Robles senada dengan apa yang disampaikan Wakil Perdana Menteri Spanyol, Yolanda Diaz. Awal pekan ini, Diaz juga menyebut situasi di Gaza sebagai ‘praktik genosida yang sesungguhnya’.

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan pada hari Rabu bahwa jika lebih banyak negara mengakui negara Palestina, hal ini akan meningkatkan tekanan internasional untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Invasi militer Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah memakan korban jiwa sedikitnya 36 ribu warga Palestina. Serangan besar-besaran Israel ke Gaza – baik melalui serangan udara maupun darat – adalah untuk melenyapkan milisi Hamas yang dituduh menjadi penyebab kerusuhan dan penculikan warga Israel sejak 7 Oktober.

Sebelumnya, Jumat pekan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) memerintahkan Israel segera menghentikan serangan militernya terhadap kota Rafah di Gaza selatan. Keputusan sementara tersebut merupakan hasil gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ atas apa yang terjadi di Gaza.

Afrika Selatan menuduh Israel gagal menegakkan kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida 1948.

Israel menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan pihaknya bertindak untuk membela diri dan melawan Hamas – yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan negara-negara Barat lainnya – setelah serangan 7 Oktober.

(Reuters/anak)