Site icon Pahami

Berita Mengenal Pasukan Khusus Iran yang Jenderalnya Tewas Dibunuh Israel


Jakarta, Pahami.id

Penasihat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Jenderal Saeed Abiyar, menjadi sorotan setelah dikabarkan tewas dalam serangan udara Israel di Aleppo, Suriah, Senin (3/6).

Dia terbunuh bersama 16 anggota milisi pro-Teheran.


Abiyar merupakan anggota IRGC pertama yang dibunuh Israel sejak serangan terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, April lalu. Serangan terhadap kedutaan Iran saat itu menewaskan beberapa komandan tinggi IRGC.

Menurut beberapa pemberitaan media, Abiyar adalah anggota pasukan elit Quds IRGC.

Lantas, apa itu pasukan khusus Quds?

Berdasarkan laporan Council on Foreign Relations (CFR), Pasukan Quds merupakan bagian dari Garda Revolusi Iran.

Pasukan khusus ini didirikan setelah revolusi Iran tahun 1979 untuk membela Republik Islam Iran.

Menurut Jack Watling, peneliti di Royal United Services Institute sebagai lembaga think tank Inggris, Pasukan Quds melakukan “operasi di luar Iran untuk memajukan revolusi Islam.”

Melaporkan dari NBC News, Pasukan Quds memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata di Afghanistan, Irak, Lebanon, Suriah, dan Palestina.

Pengeboman Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, Lebanon, pada tahun 1983 merupakan salah satu peristiwa yang diduga kuat dilakukan oleh militer Iran. Serangan tersebut menghantam barak militer AS dan Prancis dan menewaskan 307 orang.

Presiden AS ke-43, George W. Bush, pernah menyatakan bahwa Pasukan Quds berkoordinasi dengan kelompok milisi Syiah untuk menanam bom pinggir jalan untuk membunuh pasukan AS di Irak.

Bersamaan dengan ini, beberapa anggota Pasukan Quds baru-baru ini dilaporkan menjadi penasihat militer pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pasukan Quds juga disebut membantu memobilisasi dan memimpin puluhan ribu milisi Syiah melawan kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak.

Berapa jumlah anggota Pasukan Quds?

Pasukan Quds diperkirakan beranggotakan sekitar 17.000-21.000 orang yang terbagi dalam beberapa brigade prajurit.

Namun jumlah tersebut belum dapat dikonfirmasi karena Pasukan Quds dapat menarik orang dari IRGC atau kuasanya kapan saja.

“Ketika mereka membentuk tim dan mendapatkan ahli teknis atau ahli media, orang-orang tersebut mungkin bukan tentara terlatih yang menjadi bagian dari struktur brigade regional. Mereka mungkin berasal dari tempat lain, direkrut untuk menjalankan misi tersebut,” kata Watling.

“Sulit untuk menentukan siapa yang menjadi anggota Pasukan Quds versus agen Pasukan Quds,” kata Watling.

(blq/baca)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);

Exit mobile version