Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Bahasa inggris (British Empire) tercatat dalam sejarah sebagai salah satu negara yang menjajah banyak wilayah di dunia.
Beberapa bekas jajahan Inggris antara lain Amerika Serikat, Australia, Pakistan, Sri Lanka, India, Malaysia, Singapura, dan india.
Di Indonesia, Inggris melakukan penjajahan pada tahun 1811 hingga 1816. Selama di sini, mereka menerapkan sistem sewa tanah dan membagi wilayah di Pulau Jawa.
Kerajaan Inggris berkembang seiring pertumbuhannya. mengikuti Nasional geografisInggris bahkan menjadi kerajaan terbesar pada tahun 1922.
Wilayah yang mereka kuasai mencakup sekitar seperempat permukaan bumi dan memerintah lebih dari 458 juta orang.
Inggris menguasai 90 persen negara di dunia dan hanya 22 negara yang tidak mereka jajah.
Sebagian besar negara-negara yang pernah dijajah Inggris mendeklarasikan kemerdekaannya secara mandiri, sementara sebagian lainnya dibantu oleh Inggris.
Selain itu, mengapa Inggris menjajah banyak negara di dunia?
Menurut laporan Atlantiksemua orang tahu bahwa Inggris suka menaklukkan banyak negara untuk memperluas kerajaannya.
Kolonialisme Inggris dimulai pada akhir abad ke-15 dengan penjelajahan John Cabot. Namun Inggris baru mendirikan koloni permanen pada abad ke-17 dengan berdirinya Jamestown pada tahun 1607.
Pelayaran awal tersebut terutama didorong oleh keinginan akan kekayaan dan prestise, katanya Keterampilan Sejarah.
Namun, seiring berkembangnya Kerajaan Inggris, motivasi lain juga muncul, seperti keinginan untuk menyebarkan agama Kristen atau mendapatkan kekuasaan.
Kerajaan Inggris juga tertarik pada komoditas dan tanaman komersial seperti tembakau, gula, dan rempah-rempah.
Komoditas tersebut kemudian dijual di pasar Eropa untuk mendapatkan keuntungan.
Tak hanya itu, kolonialisme Inggris didorong oleh faktor politik dan sosial. Berdirinya demokrasi perwakilan di Inggris sejak abad ke-17 membuat mereka yakin bahwa itu adalah bentuk pemerintahan terbaik.
Mereka menyatakan bahwa jika demokrasi bisa menyebar ke seluruh dunia, maka setiap negara akan mendapat manfaatnya.
Masyarakat Inggris juga percaya bahwa moralitas mereka sebanding dengan sistem sosial lain di seluruh dunia.
Oleh karena itu, mereka berpikir bahwa seluruh umat manusia akan mendapat manfaat dengan mengadopsi budaya Inggris.
Kemudian pada abad ke-19, Darwinisme Sosial, yaitu keyakinan akan superioritas suatu ras atas ras lainnya, juga berperan dalam imperialisme Inggris.
Ideologi ini membenarkan hak Inggris untuk memerintah negara lain dengan alasan bahwa mereka lebih rendah secara ras.
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);