Jakarta, Pahami.id —
Sejumlah media asing menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kepala negara bisa memihak terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
media yang berbasis di Singapura, Waktu Selatmerilis laporan bertajuk “Jokowi mendapat kritik usai mengaku mendukung calon presiden” pada Kamis (25/1).
Pada paragraf pertama, mereka menulis bahwa Jokowi dikritik karena mengatakan bahwa menduduki jabatan publik tidak menghalanginya untuk berkampanye sebagai calon presiden dalam pemilu.
Jokowi, lanjut laporan tersebut, menegaskan bahwa seorang presiden bebas mendukung calon presiden mana pun dan boleh berkampanye untuk pasangan calon terpilih.
“Presiden boleh berkampanye. Presiden boleh memihak. Boleh, tapi yang penting selama kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara,” kata Jokowi kepada wartawan dalam laporan tersebut. Waktu Selat.
Media yang berbasis di Malaysia, Bintangjuga mengeluarkan laporan serupa.
Bintang tulis artikel bertajuk “Presiden Bisa ‘Memihak’ dalam Pemilu: Jokowi” pada Rabu (24/1).
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan presiden bisa ikut kampanye dalam kapasitasnya sebagai politisi, bukan sebagai pejabat publik.
Saat ditanya apakah dirinya berpihak pada pasangan tertentu di Pilpres, Jokowi justru tertawa dan bertanya kepada awak media.
Itu yang ingin saya tanyakan, apakah Anda memihak atau tidak, kata Jokowi sambil terkekeh.
Jokowi, lanjut laporan The Star, belum secara resmi mengumumkan pilihannya pada pemilu presiden yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang.
Namun ia memberi isyarat dukungan kepada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo adalah Menteri Pertahanan pada Kabinet Indonesia Maju, periode kedua pemerintahan Jokowi. Sedangkan Gibran merupakan anak pertama Jokowi-Iriana.
Nama koalisi pendukung Prabowo-Gibran sama dengan nama kabinet Jokowi: Gabungan Indonesia Maju. Koalisi ini beranggotakan Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PBB, Gelora, Garuda, dan PSI.
Media yang berbasis di Kanada, BNN Bloombergjuga melaporkan situasi politik di Indonesia menjelang pemilihan presiden.
Dalam laporan berjudul “Kabinet Jokowi Terpecah Saat Menteri Keuangan Mempertimbangkan Perannya“, mereka menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut siap mundur.
Media tersebut menjelaskan, sejumlah menteri sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan jabatan Jokowi, gerakan dan tanda pilih kasih dalam pemilu presiden, serta komentarnya baru-baru ini.
Dalam subjudul “hak-hak demokratis” BNN Bloomberg menulis bahwa Jokowi menegaskan haknya untuk mendukung penggantinya.
“Hak demokrasi. Itu hak politik setiap orang, setiap menteri sama. Yang penting presiden bisa berkampanye, presiden bisa memihak,” kata Jokowi.
Pernyataannya itu menanggapi awak media yang meminta pendapat Jokowi terhadap menteri yang tidak ada kaitannya dengan politik namun masuk dalam tim sukses pasangan calon tertentu.
Sejumlah menteri Jokowi menjadi tim sukses Prabowo-Gibran. Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto serta Menteri Perdagangan dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);